BNPT Tetap Waspadai Penyebaran Ideologi Teroris Usai Al-Baghdadi Tewas

BNPT Tetap Waspadai Penyebaran Ideologi Teroris Usai Al-Baghdadi Tewas

Matius Alfons - detikNews
Jumat, 01 Nov 2019 18:03 WIB
Kepala BNPT Suhardi Alius (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai kematian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi tidak menghentikan berkembangnya ideologi kelompok teroris, seperti ISIS. Menurut BNPT, penguatan masyarakat tetap harus dilakukan untuk mencegah terorisme berkembang.

"Saya sering ditanya apakah (pemimpin ISIS tewas) ini sudah selesai? Tidak, ini ideologi kok, ideologi tidak pernah mati. Begitu tidak ada dia, langsung angkat lagi yang baru. Begitu seterusnya. Oleh sebab itu, kita justru harus menguatkan masyarakat punya resilience, punya imunitas untuk itu," kata Kepala BNPT Suhardi Alius kepada wartawan di kantor BNPT, Jakarta Pusat, Jumat (1/11/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan tokoh dari kelompok teroris bisa saja mati. Namun tokoh tersebut nantinya bisa berganti dengan tokoh lain.

"Masalah tokoh itu dia bisa berganti, mati satu bisa tambah banyak lagi dia. Tinggal bagaimana karismanya, aktif atau tidak. Sekarang masalahnya bagaimana kita mencegah paham itu masuk ke anak kita supaya kita punya resilience," ucapnya.

Suhardi memastikan jumlah anggota jaringan ISIS di Indonesia sudah menurun. Jaringan ISIS bisa terus ditekan setelah UU Nomor 5 Tahun 2018 terkait Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme berlaku.

"Setiap hal yang preparation of terrorist attack itu kan pencegahannya mengemuka. Orang sekarang yang latihan untuk konflik area itu sudah bisa diambil. Dulu kan cuma difoto saja. Ini artinya langkah pemerintah dalam hal mengantisipasi itu luar biasa, sudah menurun jumlahnya, termasuk sumbernya kita kontrol semua ini," ujarnya.



Dia meminta seluruh lembaga yang menangani terorisme membantu mencegah ideologi tersebut masuk. Dia meminta agar kementerian lembaga terkait mulai melakukan pencegahan.

"BNPT sekarang mengkoordinasikan 36 kementerian lembaga dan badan yang punya korelasi dengan wilayah terorisme, bagaimana kita menjemput wilayah di hulu. Kita tidak bisa bicara masalah di hilir terus. Kita tidak bisa jadi pemadam kebakaran terus, tapi kita identifikasi apa masalah di hulu," tuturnya.
Halaman 2 dari 2
(maa/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads