Presiden Pinera hari Rabu mengatakan Chile tidak akan menjadi tuan rumah KTT APEC yang rencananya akan dilangsungkan 16-7 November mendatang dan konferensi iklim PBB COP25 yang dijadwalkan 2-13 Desember 2019.
Dalam pidato di televisi, Presiden Pinera tidak menyebut tempat alternatif bagi penyelenggaraan KTT APEC yang sedianya akan dihadiri Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
"Ini adalah keputusan sangat sulit yang harus diambil yang menyebabkan kepiluan bagi kita semua," kata Pinera.
"Presiden harus menempatkan kepentingan warga di atas segalanya."
Kerusuhan, pembakaran dan gelombang protes yang terjadi selama bulan Oktober di sana telah menyebabkan paling sedikit 18 orang tewas, 7 ribu orang ditahan, dan kerugian ekonomi Chile sekitar Rp 20 triliun.
Sistem jaringan kereta Metro di ibukota Santiago juga mengalami kerusakan berat.
Presiden Pinera sudah memecat beberapa menteri utama minggu ini diantaranya menteri keuangan, dalam negeri dan menteri ekonomi untuk menghentikan protes namun belum berhasil mengurangi gelombang protes.
Dengan kepopuleran Pinera sekarang sangat rendah, muncul lagi seruan protes baru, dan PBB mengirimkan tim untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran HAM oleh petugas keamanan.

Protes di Chile terjadi awalnya ketika pemerintah menaikkan tarif transportasi kereta sebesar tiga persen. (Luis Hidalgo/AP)
Sementara itu bagi konferensi iklim PBB, badan dunia ini sedang mencari tempat baru setelah Presiden Pinera berbicara dengan Sekjen PBB Antonio Guterres lewat telepon hari Rabu mengenai pengunduran diri Chile menjadi rumah.
PBB mungkin akan menggunakan fasilitas yang sudah dimiliki oleh badan tersebut di kota seperti New York, Jenewa, Bonn, Wina dan Nairobi.
Pertemuan KTT iklim ini akan dihadiri oleh 190 negara yang berusaha mencapai kesepakatan baru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang sebelumnya sudah disepakati di Paris.
Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini
AP/Reuters
(nvc/nvc)