Gibran tiba di ponpes pukul 14.20 WIB. Dia terlihat mengenakan baju koko putih, sarung bermotif batik cokelat dan sandal selop.
Sampai di panggung, Gibran langsung mencium tangan pimpinan Ponpes Al-Muayyad, KH Abdurrozaq Shafawi dan salah satu pembicara lain, KH Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf. Dia kemudian duduk di kursi pembicara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyampaikan beberapa tips sukses berwirausaha, terutama di bidang kuliner. Menurutnya, usaha dapat dimulai dari hal-hal yang ada di sekitar kita.
"Usaha saya kan sebenarnya dari hal-hal sepele. Ada martabak, es doger, nasi telur. Ini kan semua orang bisa buat, tapi yang penting adalah branding," ujar Gibran.
Gibran juga mengajak santri bercita-cita menjadi pengusaha, meskipun mulai dari skala kecil. Dia mengajak santri tidak menyepelekan para pengusaha yang berjualan di pinggir jalan.
"Sekarang kalau kita bicara martabak ini bukan jutaan rupiah, tapi M-M-an (miliaran). Orang di pinggir jalan itu kebanyakan omzetnya lebih besar daripada yang kantoran," katanya.
Gibran juga mengatakan agar santri memulai usaha sedini mungkin. Dia mencontohkan Kaesang yang sudah berbisnis saat kuliah.
"Saya memulai usaha usia 23 tahun. Kaesang selalu saya dorong memulai usaha lebih muda dari saya, kuliah harus sambil kerja, wirausaha. Dia lebih sukses dari saya. Sekarang sudah bisa bikin Sang Pisang ada 90-an cabang," katanya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini