Seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (24/10/2019), laporan surat kabar Financial Times (FT) sebelumnya menyebut China berencana mengganti Lam dengan seorang pemimpin eksekutif 'interim'. Laporan FT mengutip sumber yang memahami rencana ini.
Kementerian Luar Negeri China dalam tanggapannya menyebut laporan FT itu sebagai 'rumor politik dengan motif tersembunyi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa Lam yang pro-Beijing telah menghadapi berbagai kritikan dari demonstran di kota semi-otonomi tersebut. Unjuk rasa anti-pemerintah terus berlangsung selama nyaris lima bulan terakhir, dengan seringkali berujung bentrokan sengit.
Sejauh ini, pemerintah pusat China telah menyuarakan dukungan terhadap Lam dan pemerintah Hong Kong. China menyebut para demonstran sebagai 'perusuh' dan mengecam aksi kekerasan yang menyelimuti unjuk rasa beberapa waktu terakhir.
Sumber-sumber yang dikutip FT menyebut rencana penggantian Lam sebagai Pemimpin Eksekutif tergantung pada stabilnya situasi di Hong Kong, agar China tidak dianggap menyerah pada kekerasan.
Menurut laporan FT, pengganti Lam akan ditunjuk pada Maret mendatang jika akhirnya otoritas China memutuskan untuk mencopotnya. Kandidat-kandidat terkuat untuk menggantikan Lam, termasuk mantan Kepala Otoritas Moneter Hong Kong, Norman Chan, dan mantan Sekretaris Finansial dan Kepala Sekretaris Pemerintahan Hong Kong, Henry Tang.
Tang dalam pernyataan terpisah menegaskan dirinya mendukung Lam dan tidak akan mengomentari spekulasi yang beredar.
Sementara itu, seorang pejabat senior China menyebut laporan FT salah besar dan tidak ada satupun dari kandidat yang disebutkan, akan bisa mengambil alih kepemimpinan dari Lam jika didasarkan pada Basic Law, konstitusi yang berlaku di Hong Kong.
Kantor Lam menyatakan tidak akan mengomentari laporan FT ini.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini