"Ini simbolis. Lesehan itu sendiri memberi pesan kepada internal (sesama menteri dan kementerian) bahwa sesama menteri sama 'sederajat'," kata pakar analisis perilaku verbal dan nonverbal Handoko Gani saat dihubungi detikcom, Rabu (23/10/2019).
Handoko juga menjelaskan duduk lesehan ini juga memberi pesan kepada masyarakat bahwa menteri juga merupakan pembantu masyarakat. Masyarakat dianggap sebagai atasan presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dia mengatakan nomor urut pemanggilan tidak selaras dengan urutan baris tempat duduk. Menurutnya, barisan tempat duduk ini mengandung makna tertentu.
"Anda mungkin bertanya-tanya kenapa nomor urut pemanggilan tidak selaras dengan urut-urutan atau baris-barisan tempat duduk. Kesannya kok jadi tidak beraturan? Menurut saya, baris-barisan tempat duduk ini menunjukkan tingkat atensi, tingkat pengaruh, tingkat prioritas dari Jokowi-Ma'ruf Amin," paparnya.
![]() |
Lebih lanjut, Handoko menyoroti perubahan suara Jokowi ketika memanggil nama-nama menterinya. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan.
"Memang ada perubahan suara yang berbeda (ritme/pitch) atau kata berbeda, antara lain ketika memanggil Pak Prabowo, Pak Tito, Mas Nadiem, Pak Jenderal Fachrul Rozi, dr Terawan, Juliari, dan sebagainya. Ada juga yang dijelaskan latar belakangnya, usianya hingga ada yang sampai disebutkan soal 'kenal atau tidak'," kata pria pemegang sertifikasi alat investigasi berdasarkan suara (layered voice analysis) ini.
"Salah satu alasannya kemungkinan adalah wajah baru. Namun alasan lainnya adalah menunjukkan penghormatan, apresiasi, kedekatan, dan sebagainya," sambungnya.
![]() |
Dia lantas mencontohkan ketika Jokowi memanggil nama Prabowo saat ditunjuk menjadi Menhan. Ada perlakuan yang berbeda terhadap Prabowo.
"Misalnya dengan Pak Prabowo disapa selamat pagi, sambil berseloroh, dan tidak lagi disebutkan goal/key performance indicator (KPI). Kita juga mendengar adanya kata-kata yang diucapkan dengan berbeda (misalnya disebutkan harapan/tujuan Presiden langsung) antara lain soal pajak, current account deficit, defisit transaksi berjalan, definisi perdagangan, poros maritim Indonesia, investasi besar maritim, dan seterusnya. Kata-kata inilah yang merupakan KPI tiap menteri nantinya," ujarnya.
Sebelumnya, pengenalan menteri itu berlangsung di beranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Jokowi-Ma'ruf tiba di tangga-tangga beranda, lalu duduk lesehan bersama para menteri.
Nama mereka kemudian diumumkan satu per satu oleh Jokowi. Saat namanya dipanggil, calon menteri berdiri.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini