Menafsir Makna Lesehan di Istana: Menteri Jokowi Adalah Pembantu

Menafsir Makna Lesehan di Istana: Menteri Jokowi Adalah Pembantu

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 23 Okt 2019 17:49 WIB
Presiden Jokowi bersama para menteri duduk lesehan. (Wahyu Putro/Antara Foto)
Jakarta - Presiden Joko Widodo mengenalkan dan melantik para menterinya dengan duduk lesehan di anak tangga (undak-undakan) Istana Merdeka, Jakarta. Cara mengenalkan menteri dengan lesehan ini dinilai mengandung makna simbolis. Apa maknanya?

"Ini simbolis. Lesehan itu sendiri memberi pesan kepada internal (sesama menteri dan kementerian) bahwa sesama menteri sama 'sederajat'," kata pakar analisis perilaku verbal dan nonverbal Handoko Gani saat dihubungi detikcom, Rabu (23/10/2019).


Handoko juga menjelaskan duduk lesehan ini juga memberi pesan kepada masyarakat bahwa menteri juga merupakan pembantu masyarakat. Masyarakat dianggap sebagai atasan presiden.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Duduk lesehan juga memberi pesan penting kepada pihak eksternal (masyarakat) juga bahwa menteri harus menjadi 'pembantu masyarakat' dengan cara membantu presiden. Masyarakat dianggap 'atasan tertinggi' di atas presiden, yang sudah diatur lesehan di sentral dengan kursi lesehan," katanya.


Selain itu, dia mengatakan nomor urut pemanggilan tidak selaras dengan urutan baris tempat duduk. Menurutnya, barisan tempat duduk ini mengandung makna tertentu.

"Anda mungkin bertanya-tanya kenapa nomor urut pemanggilan tidak selaras dengan urut-urutan atau baris-barisan tempat duduk. Kesannya kok jadi tidak beraturan? Menurut saya, baris-barisan tempat duduk ini menunjukkan tingkat atensi, tingkat pengaruh, tingkat prioritas dari Jokowi-Ma'ruf Amin," paparnya.

Menafsir Makna Lesehan di Istana: Menteri Jokowi Adalah Pembantu Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin duduk lesehan (Wahyu Putro A/Antara Foto)


Lebih lanjut, Handoko menyoroti perubahan suara Jokowi ketika memanggil nama-nama menterinya. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan.

"Memang ada perubahan suara yang berbeda (ritme/pitch) atau kata berbeda, antara lain ketika memanggil Pak Prabowo, Pak Tito, Mas Nadiem, Pak Jenderal Fachrul Rozi, dr Terawan, Juliari, dan sebagainya. Ada juga yang dijelaskan latar belakangnya, usianya hingga ada yang sampai disebutkan soal 'kenal atau tidak'," kata pria pemegang sertifikasi alat investigasi berdasarkan suara (layered voice analysis) ini.

"Salah satu alasannya kemungkinan adalah wajah baru. Namun alasan lainnya adalah menunjukkan penghormatan, apresiasi, kedekatan, dan sebagainya," sambungnya.

Menafsir Makna Lesehan di Istana: Menteri Jokowi Adalah Pembantu Foto: Wahyu Putro A/Antara Foto


Dia lantas mencontohkan ketika Jokowi memanggil nama Prabowo saat ditunjuk menjadi Menhan. Ada perlakuan yang berbeda terhadap Prabowo.

"Misalnya dengan Pak Prabowo disapa selamat pagi, sambil berseloroh, dan tidak lagi disebutkan goal/key performance indicator (KPI). Kita juga mendengar adanya kata-kata yang diucapkan dengan berbeda (misalnya disebutkan harapan/tujuan Presiden langsung) antara lain soal pajak, current account deficit, defisit transaksi berjalan, definisi perdagangan, poros maritim Indonesia, investasi besar maritim, dan seterusnya. Kata-kata inilah yang merupakan KPI tiap menteri nantinya," ujarnya.


Sebelumnya, pengenalan menteri itu berlangsung di beranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019). Jokowi-Ma'ruf tiba di tangga-tangga beranda, lalu duduk lesehan bersama para menteri.

Nama mereka kemudian diumumkan satu per satu oleh Jokowi. Saat namanya dipanggil, calon menteri berdiri.
Halaman 2 dari 2
(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads