Berbagai respons dan keprihatinan diutarakan warganet setelah menyimak narasi yang diunggah Kristiawan Saputra, seorang pegiat sosial, pada Kamis (17/10), soal kisah Soleh.
"....Tidur di samping Lubang WC bukan pilihannya, namun tidak ada pilihan lain,itulah keadaan PAK SOLEH,lima tahun sudah ia terserang stroke akibat jatuh dan sejak itu sampai sekarang ia hanya bisa duduk saja.ukuran rumah yang ia tinggali hanyalah 2 x 2,5 ia tinggal sendirian...," tulis Kristiawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana disampaikan dalam cerita tersebut, Soleh memang tinggal dekat dengan lubang BAB. Jarak hamparan kasur lipat untuk tidur dengan tempat BAB itu sekitar 50 sentimeter. Dua area itu hanya dibatasi kain usang.
"Sudah setahun tinggal di sini, gubuk ini juga dibangun oleh warga dengan material seadanya. Ada perhatian dari ketua RW di sini. Kebutuhan untuk air saya beli. Dua ember besar dan satu ember kecil harganya Rp 5.000," kata Soleh kepada detikcom, Selasa (22/10/2019).
Kedua kaki Soleh telah lama lumpuh akibat strok, yang dideritanya selama sembilan tahun terakhir. Ia mengaku diusir oleh istri, yang selama 22 tahun bersamanya. Dari dua orang anaknya, hanya satu orang yang menurut Soleh rutin menengok dan memberikan uang.
Gubuk Soleh terbuat dari genting dan asbes, dindingnya bercampur kayu. Ada lubang berukuran besar di sejumlah bagian yang ditambal menggunakan kain bekas spanduk.
"Saya diusir begitu saja dari rumah oleh istri empat tahun yang lalu. Saya digendong teman cari tempat, terus berpindah-pindah sampai akhirnya di tempat ini. Anak saya dua orang perempuan, paling besar 20 tahun dan yang kecil 18 tahunan. Anak yang kecil ini paling sering datang ke sini untuk kasih uang," tutur Soleh.
Menurut Soleh, karakter istrinya itu berubah setelah rutin pulang-pergi menjadi TKW di Timur Tengah. Tanpa alasan jelas, Soleh diminta menandatangani surat cerai. Sejak itu, kehidupan Soleh terlunta-lunta.
![]() |
"Memprihatinkan, beliau tidur di samping WC. Dia juga cerita terpaksa makan nasi basi yang sudah tiga hari. Baru ada dari Puskesmas ngecek kesehatan beliau," ujar Kristiawan di lokasi.
Ia dan komunitas sosial awalnya berencana membangunkan rumah untuk Soleh. Namun hal itu terpaksa ditunda.
"Rencananya kami ingin membuatkan rumah untuk beliau. Terkendala soal tanah karena bangunan yang saat ini ditinggali statusnya milik orang lain. Kita juga menunggu respons aparat pemerintahan di sini," ucap Kristiawan.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini