Sebelumnya, warga yang berada di kaki Gunung Bohong resah karena rumah mereka retak pascapengeboman yang dilakukan untuk kepentingan pembuatan terowongan 11 kereta cepat.
"Terima kasih atas Informasinya, kami segera cek terkait hal ini," ujar Kepala Humas KCIC Denny Yusdiana singkat kepada detikcom, Sabtu (19/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang hadir hanya perwakilan, itu pun tidak bisa memberikan keputusan apa pun. Jadi nanti Crec yang mengundang warga," ujarnya.
Dari hasil pertemuan itu, sampai ada keputusan akhir, kata Kohar, pihak pengembang diminta warga untuk tak melanjutkan pembangunan terlebih dahulu sampai ada kajian amdal yang mendalam.
"Memang ada perwakilan KCIC yang meminta untuk progres dilanjutkan, tapi saya minta jangan sampai menggugurkan kesepakatan awal," ucapnya.
Linda (45), warga RT 4 mengatakan aktivitas pengeboman untuk pembuatan tunnel 11 itu membuat dinding rumahnya retak-retak. Retakan paling parah terlihat di kamar mandinya, cahaya matahari bahkan menyelinap dari retakan yang menganga itu.
"Kalau tidak salah seminggu yang lalu, ketika saya mandi. Ada suara ledakan diikuti getaran, tak lama kemudian setelah keluar muncul retakan itu," kata Linda saat ditemui detikcom, Jumat (18/10/2019).
Linda mengatakan, dinding yang retak itu pernah diperbaiki dua kali oleh suaminya. Namun, karena pengeboman susulan retakan itu kembali muncul.
"Saya punya anak, khawatir kalau sampai menimpa anak saya, sekali lagi ada ledakan mungkin bisa roboh," ucapnya.
Tonton juga video Densus 88 Tangkap 40 Orang Terduga Teroris:
(ern/ern)