"Salah satu sebabnya karena pergerakan di garis sesar dekat Cimahi, besaran amplifikasinya bisa dua kali lipat lebih kuat ketimbang yang di urat sesarnya," ujar Analis Mitigasi Bencana Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cimahi Rohmat, Rabu (16/10/2019).
Rohmat menegaskan, fenomena yang terjadi di Cimahi bukanlah likuifaksi seperti yang terjadi di Donggala. Pasalnya, karakter tanah di Cimahi merupakan endapan dari Danau Bandung Purba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jarak Sesar Lembang ke gedung Pemerintahan Kota Cimahi yang merupakan objek vital hanya berkisar 5,8 sampai 6 kilometer.
"Dari pusat Sesar Lembang sampai ke ujung Cimahi seperti Melong itu hanya 12 KM. Menurut kajian semua Wilayah Kota Cimahi beresiko tinggi terdampak Sesar Lembang," ujarnya.
Baca juga: Cakep! Air Terjun Niagara ala Bandung |
Bila terjadi Sesar Lembang bakal memberikan dampak kerusakan maksimal di wilayah Kota Cimahi dan dikhawatirkan menimbulkan korban jiwa yang masif pula.
Oleh karena itu, BPBD Kota Cimahi terus melakukan sosialisasi dan mitigasi sebagai upaya pengurangan resiko bencana. "Di SOP itu ada pembagian penugasan evakuasi dan alert warning sistem. Saat bencana terjadi ada evakuasi dengan suara untuk meminimalisir resiko," katanya.
Ia meminta agar masyarakat waspada namun tetap tenang menyikapi adanya potensi bencana dari pergerakan Sesar Lembang yang saat ini sudah mulai aktif memicu gempa.
"Menurut ahli sudah masuk siklusnya. Karena ada masa zonasi di bawah tanah. Kami belum bisa mendeteksi kapan akan terjadi tapi tetap berupaya meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi resiko bencana," ujarnya. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini