Kasi Keswan dan Kesmavet DKPPP Kota Tegal, Liza Atikah Purwandani, menjelaskan kasus flu burung di Kota Tegal ini berawal dari laporan warga tentang kematian unggas yang marak terjadi beberapa waktu lalu.
Junaidi (50), warga Jalan Poso, Kota Tegal, melaporkan 8 ekor ayam kalkun miliknya mati mendadak dalam waktu 3 hari. Kematian unggas juga dilaporkan oleh Samah (47), warga RT 04 RW 10 Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur. Dari 60 ekor ayam miliknya, 16 ekor mati pada hari yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liza Atikah menerangkan, menindaklanjuti laporan tersebut, Tim URC PHMS DKPPP Kota Tegal melakukan pemeriksaan dengan metode rapid test. Hasil pemeriksaan ini diketahui unggas-unggas tersebut mati karena terkena virus flu burung.
"Sampel diambil dari unggas di Keturen. Di situ populasi awal 38 ekor, kemudian dilaporkan mati mendadak 19. Dari bangkai itu yang yang belum dikubur enam ekor. Semua sampel enam bangkai itu semuanya positif flu burung," ujar Liza, Selasa (15/10/2019).
Mengetahui hasil tersebut, dinas berkoordinasi dengan pemilik ayam agar sisa ayam hidup di kandang ini dimusnahkan. Pemusnahan ini dilakukan dengan cara dibakar.
"Sisa ayam yang hidup dan bangkai-bangkai yang belum dikubur dibakar agar tidak menular," jelasnya.
Penanganan lain yang dilakukan, imbuh Liza, adalah tindakan langsung mengisolasi unggas yang sakit dan memberikan obat serta vitamin. Petugas juga menyemprot kandang dengan disinfektan dan lingkungan sekitar kandang.
Simak juga video "Ada Wabah Flu Burung, Jepang Musnahkan Puluhan Ribu Unggas" :
(rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini