"DNA (deoxyribonucleic acid) nya Demokrat sama dengan DNA-nya Pak Jokowi," kata Ketua Fraksi Demokrat Benny K Harman saat dihubungi, Selasa (15/10/2019).
Benny menyatakan Demokrat tidak merasa 'terganggu' oleh gerilya yang dilakukan Prabowo. Malah, lanjut dia, Demokrat mengapresiasi langkah eks Danjen Kopassus itu yang mengutamakan kepentingan bangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang gencar dilakukan Ketum Gerindra melakukan safari politik ke sejumlah pimpinan parpol termasuk, Pak Presiden Jokowi harus diapresiasi jika semangatnya dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara," ujar Benny.
Menurut dia, saat ini masyarakat memerlukan teladan dari para elite politik soal kebersamaan dalam membangun bangsa. Namun dia mengingatkan semangat kebersamaan itu harus sejalan dengan kemajuan demokrasi.
![]() |
"Yang terpenting kebersamaan itu tidak boleh kontraproduktif terhadap kemajuan demokrasi, sistem konstitusi, dan upaya pemberantasan korupsi. Kebersamaan yang dibangun hendaknya juga tidak mengarah pada pembentukan kartel politik apalagi mengarah pada oligarki dan plutokrasi karena itu semua akan mematikan demokrasi dan memberi ruang tumbuh suburnya otoritarianisme politik," ujar anggota DPR itu.
Benny menyinggung soal penghidupan kembali demokrasi terpimpin yang berpotensi memusatkan kekuasaan di tangan orang-orang tertentu.
"Jangan sampai kita hidupkan kembali sistem demokrasi terpimpin, guided democracy, yang mengarah pada sentralisme kekuasaan politik di tangan satu orang atau beberapa orang atau kelompok atas nama kebersamaan dan persatuan," kata Benny.
Diketahui, Prabowo telah bertemu dengan Jokowi pada Jumat (10/10). Selanjutnya, pertemuan dengan sejumlah pucuk pimpinan partai KIK berlanjut. Di antaranya Ketum NasDem Surya Paloh dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Sementara itu, Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga sudah bertemu dengan Jokowi. Namun gerilya SBY tampak tak segencar Prabowo.
Baca juga: Prabowo Gerilya, Demokrat Bisa Gigit Jari |
Nasib PD pun dipertanyakan. Sejumlah politisi Demokrat justru bereaksi negatif pada safari politik yang dilancarkan Prabowo.
Ray Rangkuti, pengamat politik dari Lingkar Madani, menyatakan bisa saja serangan itu menunjukkan kekhawatiran dari Demokrat dengan alasan makin tipisnya peluang partai yang didirikan SBY itu untuk diajak dalam kabinet.
"Demokrat bisa tersingkir dalam penyusunan kabinet. Kalau pun dapat bagian ya di luar kabinet," kata Ray.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini