Pertemuan RK dengan puluhan warga Jabar yang merantau di Papua itu berlangsung di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (9/10/2019) pukul 20.00 WIB.
RK mengatakan sebagian warganya masih mengalami trauma dengan konflik sosial yang menimpa Wanena, Papua. Sehingga, pendampingan masih akan dilakukan pemerintah setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan sebagian besar warga Jabar yang merantau ke Papua berprofesi sebagai pedagang. Mereka mengaku kehilangan mata pencahariannya karena konflik yang terjadi di Papua.
"(Soal pekerjaan) nanti dinsos mengkoordinasikan (pekerjaan sementara) Rata-di sana dagang lancar rezekinya di sana," ujarnya.
Menurutnya sebagian warga Jabar juga ada yang memilih bertahan di Papua. Pihaknya berjanji tetap memfasilitasi warganya yang bertahan.
"Kita pastikan yang berada di sana gak akan telantar, kita fasilitasi juga. Kita minta mereka tetap waspada," jelas dia.
Salah seorang warga, Reza Zaenal Mutaqin mengaku menjadi korban dalam konflik yang terjadi di Wamena, Papua. Ia dikeroyok sejumlah orang saat mengendarai kendaraan roda.
"Saya saat itu pas pulang dari toko sama bapak, di jalan motor tiba-tiba langsung ditendang, saya pun terjatuh," kata Reza menceritakan kisahnya.
Menurutnya, banyak dari orang yang mengeroyoknya membawa senjata tajam seperti tombak dan parang. Akibat pemukulan itu Reza bersimbah darah di bagian kepala dan dilarikan ke rumah sakit.
Dengan kejadian yang menimpanya, Reza memastikan tidak akan kembali ke Wamena untuk mencari nafkah. Dia masih trauma dan enggan mendapat perlakukan serupa.
Terlebih keluarga pun meminta Reza untuk bekerja saja di Majalengka meski pendapatan yang didapat belum tentu lebih besar daripada di Wamena.
"(Pulang ke Wamena) Tidak kayanya. Cukup sekali ini saja," ujar Reza.
(mud/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini