Pagi tadi, Rabu (9/10/2019), Wali Kota Bandung Oded M Danial bersama Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana secara simbolis memulai gerakan bebersih sungai yang diberi nama 'Mapag Hujan' di kawasan Sungai Cinambo, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung. Acara tersebut dihadiri berbagai elemen masyarakat.
"Kami hari ini mengadakan acara Mapag Hujan, maraton bebersih walungan dan solokan. Tujuannya adalah sebagai bentuk warga Bandung cinta alam, supaya hujan jadi barokah, tidak jadi musibah," ucapnya saat ditemui di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mudah-mudahan dengan kesiapan kita, hujan yang turun nanti menjadi barokah, tidak menjadi banjir dan musibah," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung Didi Ruswandi menambahkan, kegiatan bebersih sungai dan saluran air merupakan upaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir saat musim hujan tiba. Apalagi kondisi sungai dan saluran air hampir sebagian besar telah dipenuhi sedimentasi dan sampah.
![]() |
Seperti di salah satu titik aliran Sungai Cinambo yang dijadikan tempat ceremony dimulainya Mapag Hujan. Sedimentasinya diperkirakan mencapai kedalaman 1 meter. Kondisi itu tentu bisa menghambat aliran air saat hujan tiba.
"Intinya sekali lagi sedimen faktanya sudah ada di sungai. Sementara hujan mau datang, jadi kami Badan Air bisa kerja optimal," ucapnya.
Didi mengungkapkan di Kota Bandung ini ada 12 sub-DAS Citarum dan 46 anak sungai. Aliran sungai tersebut sebagian besar kondisinya memprihatinkan sehingga perlu pengangkatan sedimentasi.
Namun untuk sementara pihaknya akan berfokus di beberapa aliran sungai yang dinilai memiliki potensi menjadi penyebab terjadinya banjir.
"Hampir semua kritis. Tapi karena sumber daya manusia kami terbatas, kami prioritaskan, potensi banjir besar. Seperti Cinambo, Cipamulihan, Citepus, Cibeuereum, termasuk anak-anak sungainya," ucapnya.
![]() |
Di lain sisi, Didi mengaku telah menyiapkan berbagai upaya penyelesaian banjir ke depan. Selain pengangkatan sedimentasi, untuk jangka panjang pihaknya akan mulai menggalakkan penanaman kembali kawasan hulu serta menggenjot pembuatan drum pori di berbagai wilayah.
"Banjir ini sering dipersepsikan akibat sungai kurang. Padahal banjir itu terjadi akibat kapasitas resapan. Makanya sekarang di daerah terbangun, kami buat sumur resapan dan drum pori. Kalau air bisa terserap semua, air ke sungai relatif sedikit. Di atas juga sama kalau gundul akan jadi masalah. Tapi itu untuk jangka panjang," ujarnya.
Tonton juga video Ternyata Balikpapan Punya Pengolahan Sampah Modern Loh!:
(mso/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini