"Solusinya IPAL komunal. Jadi mereka (kotoran warga) itu ditampung," ujar Edy ketika dihubungi detikcom, Senin (7/10/2019).
Dalam penampungan itu, kotoran akan dikelola menjadi air bersih. Sehingga, air itu dapat dibuang ke kali serta dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal IPAL komunal, Edy mengatakan telah ada pembicaraan di kalangan masyarakat. Bahkan, klaim Edy, warga hendak bekerja sama untuk membangun IPAL komunal secara pribadi.
"Lurah sih minta spesifikasi pembuatan IPAL komunal, kalau misalkan Pemda belum menganggarkan di tahun ini, masyarakat mau tuh swadaya," ujarnya.
Edy tak menjelaskan secara rinci berapa IPAL komunal yang dibutuhkan serta perkiraan anggaran. Pihaknya, akan melakukan pendataan warga terlebih dahulu. "Makanya mau dicek dulu, satu RT itu berapa rumah tangga," ujarnya.
Seperti diketahui, sebagian warga di Jakarta Barat ternyata tidak punya septic tank sehingga kotoran dari jamban dibuang lewat saluran yang mengarah ke kali. Salah satu lokasi permukiman warga yang tak punya septic tank itu berada di RT 15 RW 7 Tanjung Duren Utara, Grogol Pertamburan.
Pantauan di lokasi, Sabtu (5/10), rumah-rumah ini hanya berjarak sekitar 1 meter dari kali di sampingnya. Rumah warga dan kali tersebut dibatasi jalan kecil. Jalan itu terlihat hanya bisa dilalui satu sepeda motor.
Air kali yang menjadi tempat pembuangan tinja warga berwarna kehitaman. Bau menyengat pun tercium. Terlihat pipa-pipa yang menjadi saluran pembuangan limbah WC ke kali.
Warga mengatakan tak ada septic tank di lokasi itu karena mayoritas rumah adalah kontrakan. Jadi warga yang tinggal enggan membuat septic tank karena rumah yang mereka tempati adalah kontrakan.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini