Meski Rumah dan Kios Dibakar, Warga Padang Ini Tetap Ingin Balik ke Wamena

Meski Rumah dan Kios Dibakar, Warga Padang Ini Tetap Ingin Balik ke Wamena

Aditya Mardiastuti - detikNews
Kamis, 03 Okt 2019 14:21 WIB
Defrizul warga Padang mengungsi karena kerusuhan di Wamena. (Dita/detikcom)
Denpasar - Belasan tahun tinggal di Wamena, Jayawijaya, Papua, Defrizul (45) tak menyangka akan terjadi rusuh pada 23 September lalu. Selama ini warga pendatang ataupun lokal hidup berdampingan tanpa ada masalah.

"Sudah 19 tahun (di Wamena), selama ini damai, nyaman, tenang, berbaur dengan masyarakat tidak ada gangguan, tidak tahulah ini yang bikin seperti apa. Dengan warga lokal aman berbaur seperti biasa saja, ini yang bikin ribut dari kabupaten lain bukan dari kabupaten Jayawijaya," kata Defrizul saat ditemui di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Jl Airport Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (3/10/2019).


Defrizul menyesalkan aksi rusuh yang terjadi Senin (23/9) lalu itu. Seluruh harta bendanya habis terbakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sempat mengungsi selama seminggu sejak 23 September karena kerusuhan masyarakat anarkis membakar kios-kios. Ini rumah di dalam kota habis terbakar, makanya saya pulang dulu. Saya rumah kios habis terbakar, kira-kira sekitar Rp 300 juta-an, dan ada tiga kios milik pribadi," ujar pria yang sehari-hari berdagang sembako ini.



Dia menuturkan saat rusuh terjadi warga lokal sempat membantu untuk menghalau massa. Namun, karena massa makin beringas, warga pun akhirnya mundur.

"Masyarakat asli situ ada yang ikut bantu ada juga tidak, tapi mereka ketakutan juga. Pertama mau terjadi kebakaran malahan masyarakat situ mereka menghalangi, dikejar mau diparangi mereka takut juga. Massa ada yang bawa sajam, dengan bom molotov," ceritanya.


Defrizul tinggal di Wamena bersama tiga adik beserta keluarganya. Beruntung tak ada yang terluka akibat kejadian tersebut.

"Alhamdulillah tidak ada yang terluka. Tapi keluarga di Sumbar sempat panik karena jaringan telepon nggak bisa, internet nggak bisa. Jadi nggak bisa kasih kabar tapi waktu itu masih bisa pakai Indosat," tutur anggota Ikatan Keluarga Minang (IKM) Wamena ini.

Meski begitu, Defrizul mengaku tak trauma dengan peristiwa yang dialaminya itu. Dia tetap berencana kembali ke Wamena setelah mengungsikan keluarganya ke Padang.

"Harapan semoga cepat aman, supaya bisa kembali secepat mungkin. Kalau maunya diri saya antar anak-istri, adik-adik semuanya di Padang, paling lama dua minggu saya balik lagi rencana saya, karena di situ merasa tenang tapi masyarakat di sana yang punya lokasi dekat juga sama kita. Kalau saya alhamdulillah nggak trauma," tutur warga Desa Bayang ini.
Halaman 2 dari 2
(ams/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads