Dilansir AFP, Rabu (2/10/9/2019), lebih dari 1.00 orang turun ke ibu kota Irak. Kerumunan massa itu kemudian dibubarkan pasukan keamanan dengan tembakan gas air mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sumber medis dan kepolisian, sebagian besar dari mereka membutuhkan perawatan karena menghirup gas air mata dan beberapa terluka oleh peluru karet.
Sementara itu, seorang pejabat kesehatan di Dhi Qar mengatakan bahwa seorang pengunjuk rasa tewas dan dua lainnya terluka di provinsi selatan.
Para demonstran itu berkumpul di Lapangan Tahrir dengan bendera Irak di pundak atau dililitkan di dahi mereka.
"Pencuri itu merampok kita!" mereka berteriak mengutuk kelas politik di Irak, dianggap sebagai negara ke-12 paling korup di dunia oleh Transparency International.
"Masalahnya adalah parlemen adalah sekelompok geng yang telah membagi segalanya di antara mereka sendiri," kata Abbas Fadel, seorang demonstran berusia 30 tahun.
Mereka juga memprotes kurangnya layanan publik termasuk pemadaman listrik yang merajalela, kekurangan air dan pengangguran, khususnya di kalangan kaum muda.
"Tunjukkan kepada kami apa yang dapat Anda lakukan: tunjukkan jalan beraspal, kota yang berfungsi, rekonstruksi, pekerjaan, layanan publik. Kami tidak memilikinya," kata Mustafa Khaled, 34.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini