Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kota Semarang, Iis Widyaharmoko, mengatakan fenomena tersebut tidak berhubungan dengan situasi cuaca yang menandakan akan masuk musim penghujan.
"Bukan (pertanda masuk musim hujan)," kata Iis kepada detikcom, Selasa (1/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Warga Kudus Saksikan Matahari Bercincin |
Ia menjelaskan halo merupakan fenomena biasa yang merupakan fenomena optis dimana keluar lingkaran cahaya baik di sekitar matahari maupun bulan.
"Umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus, biasanya cirrostratus," jelasnya.
"Cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah ke dalam beberapa warna karena efek dispersi udara dan dipantulkan ke arah tertentu, sama seperti pada pelangi," terang Iis.
Siang ini fenomena tersebut bisa dilihat dari beberapa daerah di Jateng antara lain Klaten, Kudus dan Boyolali. Iis menyebut wajar jika fenomena itu hanya bisa dilihat dari sudut pandang tertentu.
"Karena fenomena optis, jadi hanya beberapa sudut pandang yang hanya bisa melihat," katanya.
Tonton juga video BMKG Prediksi Musim Kemarau Berlangsung Sampai November:
(alg/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini