Seperti dilansir AFP, Senin (30/9/2019), badan keamanan domestik Israel, Shin Bet, dan Kepolisian Israel dalam pernyataannya menyebut ketiga tersangka yang ditangkap merupakan anggota aktif dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), yang oleh Israel ditetapkan sebagai 'kelompok teroris'.
Otoritas Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa juga menetapkan PFLP sebagai kelompok teroris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga tersangka ditangkap terkait ledakan bom pada 23 Agustus lalu yang menewaskan seorang remaja Israel bernama Rina Shnerb (17). Ledakan bom itu terjadi di dekat sebuah mata air yang difungsikan sebagai kolam renang, yang dekat dengan permukiman Yahudi di Dolev, sebelah timur laut Ramallah.
Ledakan bom itu juga melukai ayah dan saudara laki-laki Shnerb.
"Dalam operasi gabungan antara Shin Bet, militer dan kepolisian Israel, pelaku dari serangan itu telah ditemukan dan ditangkap," demikian pernyataan Shin Bet dan Kepolisian Israel yang dirilis pada Sabtu (28/9) waktu setempat.
Pernyataan Shin Bet dan Kepolisian Israel menyebut tiga tersangka yang ditangkap sebagai 'warga Ramalllah' yang aktif dalam PFLP.
Diketahui bahwa PFLP melancarkan serangkaian pembajakan pesawat tahun 1960-an dan 1970-an silam. Dalam beberapa tahun terakhir, PFLP telah kehilangan daya tarik di wilayah Palestina.
Ditambahkan Shin Bet dalam pernyataannya bahwa 'sel (PFLP) itu sedang mempersiapkan serangan lainnya saat penangkapan terjadi, khususnya serangan bersenjata dan penculikan'. Kepolisian Israel menyebut penangkapan ketiga tersangka dilakukan 'beberapa minggu lalu', tanpa memberi penjelasan detail.
Terlepas dari klaim Israel soal PFLP, sejauh ini belum ada klaim dari kelompok maupun pihak tertentu atas ledakan bom tersebut.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini