Pantauan detikcom, polisi mulai menembakkan gas air mata sekitar pukul 16.40 WIB, Senin (20/9/2019). Terdengar dua kali tembakan gas air mata. Asap tampak mengepul sehingga mata terasa perih.
Massa perempuan kemudian ditempatkan ke lokasi yang paling belakang. Massa laki-laki berada di depan sambil berpegangan tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Massa mahasiswa dari berbagai kampus itu tetap menyampaikan orasi. Mereka juga tampak memakai masker.
Beberapa orang tampak membawa poster dan bendera Indonesia. Mereka tampak memenuhi jalan.
Koordinator massa dari LSPR, Debra Johanes, mengatakan alasan pihaknya turun ke jalan lantaran aspirasi dari mahasiswa belum ditindaklanjuti secara serius oleh pemerintah. Selain itu, kata Debra, banyak dari mahasiswa yang menjadi korban demo ricuh.
"Faktor terutama adalah kita lihat berdasarkan hasil demonstrasi atau aspirasi yang ditujukan dari mahasiswa ke pemerintah belum ada proses yang signifikan," ujar dia. (knv/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini