Langkah nyata itu setidaknya terlihat selama Sidang Majelis Umum ke-74 Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di sela-sela agenda yang padat, Indonesia meneken sejumlah perjanjian hibah untuk negara lain.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK juga sempat berbicara tentang rencana pembentukan Indonesia Aid. Menurutnya, itu adalah langkah nyata dari diplomasi 'tangan di atas' ini, yang berupa pemberian bantuan.
"Secara nasional juga, segera kita resmikan Indonesia Aid. Karena itu kenapa kita tanda tangani bantuan untuk Nauru, kita ingin membangun diplomasi tangan di atas untuk negara negara lain," kata JK di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (27/9/2019).
"Kita jalankan amanah konstitusi kita untuk perdamaian dunia, untuk kemanusiaan," sambungnya.
Bukan hanya ke Nauru, Indonesia juga melakukan penandatanganan hibah untuk pembangunan sekolah yang terkena dampak gempa di Fiji. Ada pula hibah untuk Tuvalu berupa pembangunan aula konferensi.
![]() |
Wapres JK juga sempat berbicara dalam pertemuan 'Samoa Pathway'. Dalam pertemuan itu, JK menegaskan keinginan Indonesia untuk semakin dekat dengan negara-negara kepulauan berkembang (Small Island Developing States/SIDS), khususnya di Pasifik.
Kembali soal diplomasi 'tangan di atas', Menlu Retno sempat mengatakan bahwa sebagai negara G20, sudah waktunya Indonesia membantu negara-negara lain. Bantuan tersebut bisa diberikan ke negara-negara yang mengalami musibah.
"Kita peduli. Indonesia adalah negara yang bertanggung jawab dan peduli pada negara lain yang sedang tertimpa musibah," ucap Menlu Retno.
Halaman 2 dari 2