Indonesia Gaungkan Diplomasi 'Tangan di Atas', Begini Bentuk Konkretnya

Laporan dari New York

Indonesia Gaungkan Diplomasi 'Tangan di Atas', Begini Bentuk Konkretnya

Indah Mutiara Kami - detikNews
Sabtu, 28 Sep 2019 19:19 WIB
Wapres JK dalam pertemuan di sela Sidang Umum PBB. (Indah Mutiara Kami/detikcom)
New York - Indonesia kerap menggaungkan diplomasi 'tangan di atas' dalam hubungan luar negeri yang dijalankannya. Diplomasi itu bukan hanya di mulut, tapi juga nyata dijalankan.

Langkah nyata itu setidaknya terlihat selama Sidang Majelis Umum ke-74 Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di sela-sela agenda yang padat, Indonesia meneken sejumlah perjanjian hibah untuk negara lain.


Indonesia Gaungkan Diplomasi 'Tangan di Atas', Begini Bentuk KonkretnyaMenlu RI menyaksikan penandatanganan penyerahan bantuan (Indah Mutiara Kami/detikcom)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya adalah penandatanganan kesepakatan bantuan Indonesia kepada Negara Nauru berupa 1 kapal tongkang dan 1 tug boat buatan Indonesia senilai USD 2,5 juta. Penandatanganan itu disaksikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menlu Retno Marsudi.

JK juga sempat berbicara tentang rencana pembentukan Indonesia Aid. Menurutnya, itu adalah langkah nyata dari diplomasi 'tangan di atas' ini, yang berupa pemberian bantuan.

"Secara nasional juga, segera kita resmikan Indonesia Aid. Karena itu kenapa kita tanda tangani bantuan untuk Nauru, kita ingin membangun diplomasi tangan di atas untuk negara negara lain," kata JK di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Jumat (27/9/2019).

"Kita jalankan amanah konstitusi kita untuk perdamaian dunia, untuk kemanusiaan," sambungnya.

Bukan hanya ke Nauru, Indonesia juga melakukan penandatanganan hibah untuk pembangunan sekolah yang terkena dampak gempa di Fiji. Ada pula hibah untuk Tuvalu berupa pembangunan aula konferensi.


Indonesia Gaungkan Diplomasi 'Tangan di Atas', Begini Bentuk KonkretnyaWapres JK menyaksikan penandatanganan kesepakatan bantuan dari RI (Indah Mutiara Kami/detikcom)

Wapres JK juga sempat berbicara dalam pertemuan 'Samoa Pathway'. Dalam pertemuan itu, JK menegaskan keinginan Indonesia untuk semakin dekat dengan negara-negara kepulauan berkembang (Small Island Developing States/SIDS), khususnya di Pasifik.

Kembali soal diplomasi 'tangan di atas', Menlu Retno sempat mengatakan bahwa sebagai negara G20, sudah waktunya Indonesia membantu negara-negara lain. Bantuan tersebut bisa diberikan ke negara-negara yang mengalami musibah.

"Kita peduli. Indonesia adalah negara yang bertanggung jawab dan peduli pada negara lain yang sedang tertimpa musibah," ucap Menlu Retno.
Halaman 2 dari 2
(imk/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads