Tewasnya 2 Mahasiswa Halu Oleo dan Pencopotan Kapolda Sultra

Tewasnya 2 Mahasiswa Halu Oleo dan Pencopotan Kapolda Sultra

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 28 Sep 2019 08:41 WIB
Foto: Detik-detik Insiden Penembakan Mahasiswa di Kendari. (Sitti Harlina-detikcom)
Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencopot Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Iriyanto. Terlepas berkaitan atau tidak, pencopotan ini setelah sejumlah pihak mendesak Irianto dicopot usai tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo, Randi (21) dan Yusuf Kardawi (19) saat demonstrasi menolak RUU kontroversial.

Randi tewas tertembak dalam demo berujung bentrok dengan polisi di depan gedung DPRD Sultra, Kendari, Kamis (26/9). Gabungan tim dokter forensik yang melakukan autopsi memastikan Randi tewas karena terkena tembakan senjata api.

Ketua Tim Forensik dr Raja Alfatih Widya, yang melakukan autopsi, membenarkan lubang pada dada Randy akibat tembakan. "Tidak ada peluru lagi, tapi itu dipastikan dari senjata api," terang Raja, Jumat (27/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagaimana hasil autopsinya?" tanya wartawan kepada Raja.

"Iya dia ditembak dari ketiak kiri keluar ke dada kanannya," ucap Raja.


Dijelaskan, peluru itu ditembakkan dan mengenai ketiak kiri kemudian keluar dari dada kanan. "Tidak bisa dibilang kedalaman, karena ini melalui jalur panjang melewati paru-paru dan juga pembuluh darah," jelasnya.

Selain Randi, Muh Yusuf Kardawi (19) juga tewas karena luka di kepala saat berdemonstrasi. Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto mengatakan Yusuf tewas karena terkena benda tumpul.

"Hasil visum (Yusuf), kena benda tumpul," kata Iriyanto, Jumat (27/9).

Iriyanto menegaskan, saat pengamanan, tidak seorang pun anggotanya membawa senjata. Dia menjelaskan anggota tak dibekali senjata sesuai dengan instruksi Kapolri.

"Sesuai SOP dan arahan dari Kapolri, saat pengamanan aksi unjuk rasa tidak ada anggota kami yang bawa senjata. Jangankan peluru karet, peluru hampa saja kami tidak diizinkan," katanya.

Gelombang aksi solidaritas muncul terkait tewasnya mahasiswa itu. Di antaranya aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang menggelar protes di Palu. Massa aksi minta Kapolri copot Kapolda Sultra Brigadir Jendral Iriyanto.

"Kami bawa tiga tuntutan untuk Kapolri yaitu meminta Kapolda Sultra dicopot dari jabatannya, usut tuntas pelaku penembakan dan meminta pelaku dihukum seberat beratnya. Tuntutan ini kami harap bisa dibawa oleh Kapolda Sulteng agar sampai di Mabes Polri," kata Hismawan Jasmin, Korlap Aksi saat melakukan orasi.

Massa IMM Kabupaten Kudus juga mengelar aksi. Mereka menyuarakan apa yang disampaikan IMM Pusat, yakni menuntut pencopotan Kapolda Sulawesi Tenggara dan mengusut tuntas kasus tewasnya Randi dan Yusuf.

"Menuntut pencopotan Kapolda Sulawesi Tenggara dan mengusut tuntas kejadian yang mengakibatkan luka dan meninggal. Dan dihukum sebesar-besarnya. Itulah harapan kami," kata Ketua Pimpinan Cabang IMM Kudus, Abdul Ghofur usai salat, Jumat (27/9).


Kemarin, surat telegram kapolri soal mutasi Brigjen Iriyanto keluar. Mutasi itu tertuang dalam surat telegram Kapolri Nomor: ST/2569/IX/KEP/2019 ter tanggal Jumat (27/9/2019).

Irianto dimutasi jadi Irwil III Itwasum Polri. Kapolda Sultra akan dijabat Brigjen Merdisyam.

"Mutasi ini adalah hal yang alami dalam organisasi Polri sebagai tour of duty and tour of area, penyegaran, promosi dan dalam rangka peningkatan performa kinerja organisasi menuju SDM unggul dan promoter," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Jumat (27/9).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads