Rudy ingin para guru ikut mengedukasi siswanya terkait situasi politik saat ini. Siswa diminta tidak ikut berunjuk rasa karena masih belum cukup umur.
"Kemarin kita mengumpulkan MKKS, anak-anak jangan dikasih tahu 'kamu tidak boleh demo', tapi dikasih pemahaman bahwa kalian itu masih anak-anak, belum saatnya untuk menyampaikan pendapat di jalanan," kata Rudy saat ditemui di Stadion Manahan, Jumat (27/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy mengatakan para pelajar tersebut sebenarnya tidak mengetahui tujuan mereka melakukan demonstrasi. Mereka hanya terprovokasi dari ajakan-ajakan di media sosial.
"Justru karena mereka itu tidak tahu mereka saya kasih tahu. Status masih anak-anak, jangan ikutan demo. Aspirasi bisa disampaikan guru atau ke saya," kata dia.
Menurutnya, ketika siswa membolos untuk mengikuti demonstrasi, maka siswa melakukan korupsi waktu. Hal itu dia nilai akan mengganggu waktu belajar mereka.
"Kalau nanti aksi di luar itu Kak Seto (KPAI) teriak-teriak juga, karena mengganggu jam pelajaran. Dan kita baru menggalakkan antikorupsi. Termasuk membolos itu adalah salah satu awal permulaan melakukan tindak korupsi waktu," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan pelajar SMA/SMK dari Boyolali dan Sragen mendatangi DPRD Surakarta, Kamis (26/9). Baru 10 menit beraksi, mereka langsung dibubarkan polisi dan diberi pembinaan di Mapolresta Surakarta.
Simak Video "Ketua LPAI Nilai Demonstrasi Bukan untuk Pelajar"
(bai/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini