Adalah Randi (21), mahasiswa yang tewas tertembak saat menyuarakan aksinya di depan DPRD Sultra. Randi dibawa oleh sejumlah rekannya ke Unit Gawat Darurat RS Dokter Ismoyo pada pukul 15.00 Wita, Kamis (26/9/2019). Namun nahas, nyawa Randi tidak tertolong oleh gabungan tim dokter spesialis bedah, anestesi, dan dokter umum. Randi dinyatakan meninggal dunia pada 15.44 WIB.
"Kalau tidak salah, sampe di sini sekitar jam 3 lewat, setelah asar, lalu dilakukan pertolongan oleh gabungan tim dokter, namun tidak tertolong," ungkap Tim Medis RS Ismoyo, Sersan Mayor Salam SR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, ada luka tembak di bagian dada Randi. Pihak keluarga tampak histeris saat tiba di UGD dan mengetahui mahasiswa Fakultas Perikanan tersebut meninggal dunia. Jenazah Randi kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk menjalani autopsi.
Kematian Randi akibat tertembak sudah dipastikan dokter. Namun belum bisa dipastikan jenis peluru yang menewaskan Randi. Dokter belum bisa memastikan apakah itu peluru tajam atau peluru karet.
"Luka tembak. (Soal peluru) saya nggak lihat barangnya," kata dokter yang memeriksa Randi, dr Yudhi Ashary, kepada wartawan di RS Ismoyo, hari ini.
Divisi Propam Polri pun menyelidiki kematian Randi. Kadiv Propam Polri Irjen Listyo Sigit mengatakan pihaknya telah menurunkan tim untuk mendalami insiden tersebut.
Sigit mengatakan penyelidikan akan dilakukan mulai dari melakukan autopsi terhadap jasad Randi hingga mengumpulkan fakta terkait kronologi penembakan yang dialami Randi. Dia menuturkan, jika Randi terbukti tertembak peluru personel Polri dan ditemukan pelanggaran SOP penggunaan senjata api, ia akan diproses di internal institusi dan dipidanakan.
![]() |
"Prinsipnya kalau ditemukan ada pelanggaran, akan kita proses," tegas Sigit.
Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan meminta insiden ini diusut tuntas. Menristek Dikti M Nasir juga diharapkan mengawal kasus ini.
"Pengusutan tuntas pihak kepolisian terhadap pelaku penembakan itu. Niat adik-adik mahasiswa ini tulus untuk mengawal reformasi dan menyuarakan aspirasi masyarakat Indonesia," ucap anggota Komisi X DPR Fraksi Partai Demorkat, Putu Supadma Rudana.
Selain Randi, ada seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo yang kini diketahui kritis setelah mengikuti aksi unjuk rasa di DPRD Sultra di Kendari. Kolega Randi bernama Yusuf Kardawi (19) itu sempat dibawa ke RS Ismoyo. Namun, karena tak bisa ditangani, mahasiswa Fakultas Teknik itu dirujuk ke RS Bahteramas.
Kepala RS Ismoyo, dr Arif, mengatakan korban saat ini sedang terbaring di meja operasi. Kepalanya bocor dan darah terus mengucur.
"Saat ini sudah berada di atas meja operasi untuk menghentikan pendarahan pada bagian kepalanya," sebut Kepala RS Ismoyo, dr Arif.
dr Arif belum bisa memastikan penyebab luka bocor pada bagian kepala korban. "Belum tahu apakah karena kena beda tajam atau bisa juga karena terjatuh saat aksi, segala kemungkinan bisa saja terjadi," tutupnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini