"Keamanan Arab Saudi akan dijamin dengan penghentian agresi di Yaman, daripada dengan mengundang orang-orang asing," kata Rouhani seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (26/9/2019).
Diketahui bahwa Saudi memimpin serangan-serangan udara di Yaman yang dimaksudkan untuk memerangi kelompok pemberontak Houthi yang menguasai banyak wilayah Yaman. Serangan-serangan udara Saudi dan koalisi tersebut telah menyebabkan Yaman mengalami krisis kemanusiaan yang parah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keamanan wilayah akan tercipta ketika pasukan Amerika mundur," tutur Rouhani.
"Jika terjadi insiden, Anda dan kami tidak akan tinggal sendirian. Kita bertetangga satu sama lain dan tidak dengan Amerika Serikat," cetusnya.
Sebelumnya dilaporkan sedikitnya 16 orang tewas dalam serangan udara terbaru yang dilakukan koalisi Arab Saudi di wilayah Yaman. Tujuh anak-anak termasuk di antara para korban tewas.
"Enam belas orang, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dan sembilan orang lainnya terluka dalam serangan udara koalisi yang menargetkan sebuah kediaman di provinsi Daleh," kata pejabat lokal yang enggan disebut namanya seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/9/2019).
Menurut seorang dokter di rumah sakit Al Thawra di provinsi Ibb, tempat jasad para korban dibawa, tujuh anak-anak dan empat perempuan termasuk di antara korban tewas.
Saudi dan sejumlah negara sekutunya memulai serangan-serangan udara di Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan untuk memerangi pemberontak Houthi dan mengembalikan kekuasaan pemerintah Yaman. Perang tersebut telah menelan puluhan ribu korban jiwa, termasuk banyak warga sipil Yaman.
Perang berkepanjangan itu juga telah merusak banyak infrastruktur, rumah sakit, sekolah dan pabrik-pabrik. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa lebih dari 24 juta jiwa warga Yaman sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk sekitar 10 juta orang yang menderita kelaparan tingkat ekstrem.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini