Kesaksian Warga Soal Kematian Balita Korban Kekerasan Keluarga Angkat

Kesaksian Warga Soal Kematian Balita Korban Kekerasan Keluarga Angkat

Syahdan Alamsyah - detikNews
Kamis, 26 Sep 2019 10:40 WIB
SR pura-pura berduka atas kemarian NP/Foto: Istimewa
Sukabumi - Kekerasan seksual hingga penganiayaan fisik kerap dialami balita perempuan inisial NP (5). Balita malang itu tewas di tangan ibu dan dua kakak angkatnya.

Menjelang kematiannya, NP diperkosa bergantian oleh kakak angkatnya yang berusia 16 dan 14 tahun. Biadabnya saat SR (36), ibu angkat korban, memergokinya, ia malah memukuli dan mencekik leher korban.

Aksi mengerikan itu terjadi di Kampung Bojongloa, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi. Warga setempat mengaku kaget dengan kejadian itu. Meskipun sebelumnya mereka mengetahui balita NP kerap dijadikan sasaran kekerasan SR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak angkatnya itu sering mengeluh sakit, pernah ada luka di mata. Warga nanya ke dia dijawab ditendang sama keluarga angkatnya. Sempat dilaporin, pernah bikin surat perjanjian di polsek soal penganiayaan karena si anak pernah meninggalkan rumah," kata Edi Supriyadi ketua RT setempat kepada detikcom, Kamis (26/9/2019).

Kontrakan SR berada di pemukiman padat penduduk, bagian depan adalah jalanan kampung sementara sebelah kiri kontrakan cat biru telur asin itu berdekatan dengan rumah warga. Di bagian belakang rumah terdapat lahan kosong dan jalan setapak yang langsung menuju aliran Sungai Cimandiri.

Kondisi rumah itu masih dipasangi garis polisi melintang di bagian depan dan belakang rumah kontrakan. Karena posisi rumah kontrakan itu berdekatan, warga kerap mendengar teriakan korban ketika dianiaya oleh SR. "Warga sering lapor, kalau rumah saya sendiri kan jauh," imbuh Edi.

Warga mengaku sering mendengar kemarahan SR kepada korban, namun mereka tidak berani melerai karena sifat SR yang dikenal pemarah.

"Kadang suka terdengar dia marah-marah, lalu (korban) dipukul. Warga juga mau bagaimana, kita juga takut karena dia (SR) dikenal galak. Anaknya juga pernah disetrika di bagian kakinya," kata perempuan berinisial PT tetangga kontrakan SR.

Menurut PT, SR dulunya berjualan makanan ringan dan berkeliling kampung sementara suaminya Dayat kerja serabutan. Namun karena mengeluh sering rugi SR akhirnya menghentikan aktivitasnya itu.

"Dulu sering jualan, sekarang-sekarang sudah enggak. Kebanyakan aktivitas di rumah, kita hanya tahu itu. Ada anak-anaknya juga dua masih sekolah SMP dan SMA mereka bergaulnya di luaran kampung sini," lanjutnya.

Sementara itu, kasus SR dilimpahkan ke Polres Sukabumi Kota karena lokasi wilayah hukum berada di Kota Sukabumi. Ketiga pelaku diamankan dan di cek kejiwaannya di RSUD R Syamsudin SH.

"Sudah dilimpah ke kita, dua pelaku tidak kita tahan karema usianya di bawah umur. Namun tetap dalam pengawasan untuk kepentingan penyidikan, hasil tes kejiwaan mungkin baru hari ini bisa diumumkan hasilnya," kata Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Maulana di ruang kerjanya.

Hasil kejiwaan dilakukan untuk memeriksa penyimpangan seksual yang terjadi antara Ibu dan dua anak kandungnya. "Kita periksa soal inses atau hubungan badan sedarah yang juga terungkap di balik kejadian ini," tandas Maulana.

(sya/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads