Polisi Bersepatu Masuk Masjid, Gubernur Sulsel: Khilaf, Mungkin Jenuh

Polisi Bersepatu Masuk Masjid, Gubernur Sulsel: Khilaf, Mungkin Jenuh

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Rabu, 25 Sep 2019 16:11 WIB
Foto: Muhammad Ridho
Makassar - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah menanggapi polisi bersepatu masuk masjid saat mengejar mahasiswa yang berunjuk rasa di Makassar. Nurdin menilai oknum polisi tersebut khilaf karena sudah jenuh.

"Jadi saya kita itu sebuah kekhilafan, karena mungkin polisi mungkin, kasihan juga sudah dari pagi, sudah jenuh. Biasa, sebagai manusia biasa ya tentu itu sebuah kekhilafan," kata Nurdin saat dihubungi detikcom, Rabu (25/8/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurdin pun meminta isu polisi bersepatu masuk masjid untuk tidak dibesar-besarkan. Dia menilai bisa saja polisi tersebut sudah lelah dan jengkel.

"Saya kira kita tidak perlu besar-besarkan. Ya mungkin karena mungkin sudah capek sekali, sudah jengkel dan lain sebagainya," ujarnya.



Video polisi masuk masjid mengejar mahasiswa beredar media sosial dan viral. Ada dua video yang beredar, yakni yang berdurasi 7 detik dan 22 detik.

Dua video tersebut memperlihatkan sejumlah polisi membawa tongkat, tameng, mengenakan helm dan bersepatu menangkap sejumlah orang yang diduga sebagai mahasiswa pendemo di dalam masjid. Polda Sulsel kemudian mengakui kejadian dalam video itu dan telah mengeluarkan permintaan maaf secara terbuka.

Sementara itu Nurdin juga menilai demo mahasiswa di Makassar pada Selasa (25/9) awalnya berlangsung damai. Namun aksi tersebut berakhir ricuh karena ada provokator.

"Karena masa tiba-tiba ada yang nyerang, ada yang rusak, kan lucu, sementara mereka (mahasiswa) juga kaget. Ini siapa yang merusak ini, melempar segala, kasihan yang tadinya damai tiba-tiba (rusuh), yang kita bingung kok serentak ini kan sesuatu yang kita tidak duga," kata Nurdin.

Menurut Nurdin, akibat demo rusuh tersebut beberapa fasilitas dirusak, seperti pagar kantor gubernur dan pot bunga. Pihaknya pun sudah memperbaiki pagar kantor gubernur yang dirusak massa aksi.



"Yang penting lagi itu, supaya masyarakat pagi-pagi menggunakan jalan tanpa hambatan. Karena banyak-banyak pot pot (bunga) yang beredar (berhamburan) di jalan. Pot pot yang di tengah jalan itu (berhamburan). Tapi tadi malam wali kota secara cepat melakukan koordinasi dengan petugas kebersihan makanya sudah kita bersihkan semua," paparnya.

Nurdin pun memastikan tidak banyak fasilitas umum yang dirusak oleh massa aksi. "Kalau di sini tidak, tidak banyak (fasilitas umum rusak). Yang pot pot saja yang di tengah jalan. Fasilitas umum hampir tidak (ada yang dirusaki), hanya pagar (kantor gubernur)," ucapnya.
Halaman 2 dari 2
(nvl/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads