Komnas HAM Minta Polisi Jelaskan yang Sebenarnya soal Kerusuhan di DPR

Komnas HAM Minta Polisi Jelaskan yang Sebenarnya soal Kerusuhan di DPR

Matius Alfons - detikNews
Rabu, 25 Sep 2019 13:20 WIB
Komisioner Komnas HAM Amiruddin Al Rahab (Sams/detikcom)
Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta Polri menjelaskan peristiwa yang sebenarnya terjadi di depan gedung DPR dan sekitarnya pada Selasa (24/9) kemarin. Komnas HAM meminta Polri menjelaskan dari awal demo hingga terjadi kerusuhan.

"Tentu kita berharap polisi bisa menjelaskan sebaik-baiknya apa yang terjadi, mengapa itu terjadi. Untuk itu, mungkin polisi punya mekanismenya sendiri," kata Komisioner Komnas HAM Amiruddin Al Rahab kepada wartawan di RS Pertamina Pusat, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amiruddin meminta Irwasum Polri berkomunikasi dengan Komnas HAM terkait demo yang berujung rusuh kemarin. Ia juga akan meminta Polri menjelaskan soal dugaan pemukulan terhadap mahasiswa.

"Misalnya perubahan situasi itu seperti apa terjadi sehingga ada tindakan pemukulan atau apa segala macam, sampai malam ada seperti itu," sebut Amiruddin.



Komnas HAM, menurut Amiruddin, juga berencana membentuk tim investigasi untuk menelusuri adanya pelanggaran HAM. Ia belum bisa membeberkan soal dugaan penyalahgunaan kewenangan dari pihak kepolisian.

"Belum, nanti kita putuskan, ini saya baru lihat dulu. Ya kalau rencana selalu ada, tapi jadinya seperti ya kita lihat nanti, kita belum bisa menduga, di sini kita lihat dulu apa saudara yang kena macam-macam ini, korban macam-macam ini kita liat jauh seperti apa, dari video yang beredar juga kita liat juga seperti apa yang terjadi," ucap dia.



Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menyebut adanya kelompok lain di luar mahasiswa saat demonstrasi di DPR yang berujung ricuh. Pihak-pihak yang terlibat masih diselidiki polisi.

"Kita juga masih dalami ada kelompok-kelompok di luar mahasiswa yang kita ketahui, yang kita dalami," kata Gatot dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (25/9).

Gatot juga menegaskan pembubaran massa aksi demo di DPR pada Selasa (24/9) kemarin sudah sesuai dengan SOP. Polisi tidak menggunakan peluru karet ataupun peluru tajam dalam membubarkan massa.

"Langkah-langkah kita sebelum kita tembakan gas air mata, kita ingatkan adik-adik supaya pulang, supaya kembali, tidak lakukan tindakan anarkis, tidak menimpuk pagar dan lain-lain," jelas Gatot.

Saat ini polisi telah mengamankan 94 orang terkait kericuhan itu. Salah satunya pelajar berinisial RP (20), yang diduga melempari Pos Polisi Slipi dengan molotov.
Halaman 2 dari 2
(maa/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads