"Yang kita bahas adalah mengenai bagaimana situasi di Rakhine State saat ini, agaimana persiapan untuk repatriasi. Kita sepakat repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat, itu akan menjadi prioritas," kata Retno di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Senin (23/9/2019).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ambassador Christine berkali-kali menyampaikan apresiasi terhadap peran Indonesia dalam membantu menyelesaikan masalah yang ada di Rakhine State tanpa megaphone diplomacy," ujar Retno.
Dia mencontohkan langkah Indonesia yang mengundang kelompok berbagai etnik dan agama dari Myanmar ke Indonesia untuk dialog antarkeyakinan. Hal ini bukan sekali-dua kali dilakukan.
"Tujuannya apa? Sampai level masyarakat, trust satu sama lain masih perlu diperkuat. Oleh karena itu, Indonesia ingin membantu masyarakat di Rakhine State untuk memperkuat saling percaya satu sama lain," jelasnya.
Retno dan Christine juga membahas soal pembangunan RS di Myanmar yang hampir rampung. Sehari sebelumnya, Retno dan Wapres Jusuf Kalla juga sempat bertemu dengan Menlu Myanmar. Peresmian RS itu akan dijadwalkan pada awal Oktober 2019. Namun, realisasinya tergantung kondisi keamanan di Rakhine State.
"Sebenarnya RS sudah siap. Kita cari cara bagaimana cara mengoperasikan RS tersebut," ucap Retno.
(imk/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini