Jakarta - Polri menyebut United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) berada di balik kerusuhan di
Jayapura. Aliansi mahasiswa eksodus dari Mahasiswa Papua (AMP) disebut dimanfaatkan KNPB dan ULMWP untuk menyerang aparat TNI-Polri di Expo Waena, Jayapura, Papua.
"Dugaan dalang kerusuhan di Jayapura itu lebih kompleks. Untuk di Jayapura, ada ULMWP yang berkomunikasi dengan KNPB. Nah KNPB memanfaatkan AMP. AMP ini AMP yang eksodus, yang melakukan tindakan serang kepada aparat," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2019).
Dedi menuturkan sebanyak 733 mahasiswa eksodus saat ini menjalani pemeriksaan di Polda Papua. Mereka diduga turut melakukan tindakan anarkistis, seperti penyerangan, pembakaran, dan perusakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya dalam proses pemeriksaan. Ada 733 orang, semua mahasiswa eksodus yang diperiksa, yang terlibat langsung dalam kerusuhan," terang Dedi.
Polri sebelumnya sudah menyampaikan kericuhan di Wamena, Jayawijaya, dan Jayapura, Papua, yang terjadi sengaja diciptakan oleh oknum.
"Untuk kejadian Papua, kita harus melihatnya secara luas. Bahwa sedang ada Sidang Umum PBB di New York tanggal 23 sampai 27 September ini," ucap Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (23/9).
Dedi menuturkan kelompok yang menjual isu kemerdekaan Papua ingin mencuri perhatian para peserta Sidang Umum PBB ke-74. ULMWP dan KNPB hendak memanfaatkan momentum tersebut.
"Kaitannya dengan situasi terkini di Papua, diduga kelompok-kelompok yang mendalangi kerusuhan di Papua memanfaatkan momen untuk mencari perhatian karena sedang ada Sidang Umum PBB," terang Dedi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini