"Dari hasil pemantauan, titik asap berada di petak 58D-10 hutan lindung vegetasi rimba Alam dengan koordinat 7β°09'22,38" LS dan 109β°11'09,86" BT," kata Juru Bicara Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, Sugito, Jumat (20/9/2019).
Menurut dia, titik asap terpantau pertama kali di jalur pendakian Gunung Slamet via Kaliwadas, Kabupaten Brebes, Selasa (17/9). Kawasan tersebut masuk pengelolaan Perhutani KPH Pekalongan Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil pemantauan pada Rabu (18/9), terdapat lima titik api di kawasan hutan lereng barat Gunung Slamet.
"Terdapat 5 titik api, 4 di wilayah KPH Pekalongan Barat dengan jarak 5 kilometer dari pos pemunduran ke arah utara dan 1 titik api berada jalur pendakian Kaliwadas dengan jarak 3 punggungan sebelah utara wilayah KPH Banyumas Timur," jelasnya.
Namun Sugito belum dapat memastikan luas area hutan yang terbakar. Pihaknya juga belum dapat memastikan jumlah kerugian akibat kebakaran.
Menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya berkoordinasi dan membentuk Tim Penanganan Kebakaran Hutan Lereng Selatan Gunung Slamet.
Komandan Operasi Lapangan Tim Penanganan Karhutla Lereng Barat dan Selatan Gunung, Slamet Sunarno, mengatakan saat ini seratusan anggota tim gabungan telah diberangkatkan ke titik pos Pamunduran jalur masuk PT SAE.
Tim Gabungan disiapkan untuk mengendalikan kebakaran di lereng barat Gunung Slamet Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok sejak Kamis (19/9) sore hingga malam. "Rencana penanganan akan dimulai hari ini," kata Sunarno.
Dia juga menjelaskan penanganan kebakaran akan dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan membuat sekat bakar dan kedua memadamkan api secara langsung dengan menggunakan alat tradisional.
"Kami akan membuat sekat bakar untuk melokalisir api agar tidak meluas ke area lain. Kami juga akan berupaya memadamkan api secara langsung menggunakan alat kondisional lapangan," ujarnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini