"Untuk itulah kami mengundang seluruh rakyat Indonesia dan siapapun yang pernah berinteraksi dengan KPK sebagai pemilik KPK untuk hari ini datang jam setengah 7 malam di gedung merah putih untuk renungan dan berbagi rasa kita pernah memiliki KPK. Karena entah besok KPK akan dimiliki siapa. Karena dengan revisi ini, KPK tidak seperti dulu lagi, gedung tetap ada namun nilai-nilainya tergerus," kata Ketua WP KPK Yudi Purnomo dalam keterangannya, Selasa (17/9/2019).
Ia menyebut situasi KPK akhir-akhir ini membuat seluruh pihak pegawai, mahasiswa, guru hingga aktivis antikorupsi yang mencintai KPK bersedih. Terlebih, ketika para pimpinan KPK menyerahkan mandat pengelolaan KPK ke Presiden Joko Widodo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saat Simbol Protes WP KPK Dilucuti |
"Di dalam gedung KPK sendiri, pesan dalam email pengunduran diri Pak Saut membuat suasana haru. Banyak karyawan KPK berkaca-kaca menahan tangis. Sementara itu, presiden Jokowi pun melakukan konpers yang intinya tetap akan melanjutkan revisi UU KPK. Padahal sudah banyak desakan agar proses revisi UU KPK dihentikan. Tangis akhirnya pecah setelah 3 pimpinan KPK pada malamnya mengumumkan menyerahkan mandat kepada presiden," ucap Yudi.
Menurutnya, hanya koruptor yang tertawa dalam kondisi KPK seperti saat ini. Koruptor merasa senang jika KPK dilemahkan.
"Hanya koruptor yang akan tertawa melihat KPK menjadi lemah seperti ini. Mereka seolah-olah menemukan kebebasan setelah 16 tahun dalam ketakutan akibat bayang-bayang OTT KPK," sebutnya.
Namun, Yudi mengajak semua pihak yang mencintai KPK untuk terus berjuang melawan segala hal yang ingin melemahkan KPK. Sebab, menurutnya pemberantasan korupsi tidak boleh terhenti dan mati.
"Kita tunjukan bahwa kita ada dan perjuangan makin berlipat ganda. Karena pemberantasan korupsi tak boleh mati di masa ini," tutur Yudi. (ibh/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini