Menurut Sirajuddin, pernyataan ARB selaku Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dalam kegiatan pembekalan caleg DPR RI 2019-2024 di Jakarta, Minggu (15/9) lalu, agar persaingan calon ketua umum tak membuat partai terpecah hanyalah imbauan umum yang sifatnya baik bagi semua kader dan masa depan partai.
"Namun hal tersebut dipelintir dan dipaksakan oleh mereka menjadi seolah-olah pernyataan dukungan," kata Sirajuddin, Selasa (17/9/2019).
"Ini sangat menyesatkan dan berbahaya. Sebab, cara-cara politik seperti itu justru yang akan menimbulkan perpecahan antarkader dan memicu sentimen antarsenior di dalam Partai Golkar. Cara seperti ini secara tidak langsung berupaya mengadu domba, menciptakan faksinasi dan menarik paksa para senior partai untuk masuk dalam kubu yang bersaing," sambung Sirajuddin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sirajuddin menyebut cara-cara Ricky dalam berpolitik seperti orang yang sedang panik. Menurutnya, Bamsoet masih unggul dalam hal dukungan.
"Biasanya, orang panik itu kalang kabut, sehingga apa saja yang bisa diraih dipegang. Panik karena kalah dukungan dengan Bambang Soesatyo dan frustrasi karena setiap hari ketua-ketua DPD satu per satu menyatakan dukungan ke Bamsoet," ujar Sirajuddin.
Tak hanya itu, Sirajuddin juga menyinggung soal mosi tidak percaya. Dia mengatakan Bamsoet saat ini lebih unggul.
Lebih jauh dia menyinggung soal pelaksanaan munas pada Desember. Menurutnya, munas bisa dipercepat andai kubu Airlangga merasa lebih unggul.
"Artinya, dilihat dari pernyataan dan perilaku politik yang mereka tunjukkan, hanyalah pepesan kosong semata. Sama sekali tidak punya fakta dan hanya berupaya menghibur diri aja. Dengan itu, nasihat saya kepada Bung Ricky Rachmadi, mendingan tidur dulu baru bermimpi," sebut Sirajuddin. (gbr/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini