Cerita Siswa di Aceh Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Lapuk demi Sekolah

Cerita Siswa di Aceh Bertaruh Nyawa Lewati Jembatan Lapuk demi Sekolah

Agus Setyadi - detikNews
Minggu, 15 Sep 2019 11:45 WIB
Siswa-siswa bertaruh nayawa untuk sekolah. (Agus/detikcom)
Banda Aceh - Kondisi jembatan gantung yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Delima, Pidie, Aceh, sangat memprihatinkan. Saat melewati jembatan lapuk tersebut, para siswa seolah-olah bertaruh nyawa. Ada siswa yang pernah tercebur ke sungai dan warga terperosok.

Jembatan sepanjang 14 meter ini membelah Sungai Krueng Baro, yang terletak di Desa Keutapang Aree, Kecamatan Delima. Jembatan lapuk ini menghubungkan tiga desa, yakni Pante Aree, Keutapang Aree, dan Mesjid Aree, dengan jalan aspal yang dilintasi angkutan umum.

Saat ini kondisi jembatan sudah tidak layak untuk dilewati. Beberapa bagian jembatan sudah bolong dan tidak ada lantai. Selain itu, papan yang dipakai sudah lapuk. Jika tidak berhati-hati saat melewatinya, warga bisa tercebur ke sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Sudah ada siswa sekolah satu orang yang jatuh ke dasar sungai karena terperosok. Orang dewasa ada yang terperosok kaki tapi tidak jatuh ke sungai," kata Kepala Desa Keutapang Aree Jawahir saat dimintai konfirmasi, Minggu (15/9/2019).

Jawahir menjelaskan, siswa dan warga masih menggunakan jembatan tersebut ketika beraktivitas sehari-hari. Mereka melewati jembatan untuk menuju jalan raya agar dapat menggunakan kendaraan umum.



Beberapa waktu lalu, jembatan sempat ditutup karena khawatir memakan korban. Namun, karena jembatan lain berjarak sekitar 1 kilometer dari desa, warga akhirnya kembali menggunakan jembatan lapuk tersebut.

"Warga menggunakan jembatan ini karena lebih strategis. Di seberang sungai itu, ada jalan yang dilalui labi-labi (angkutan umum di Aceh). Siswa sekolah lebih gampang melewati jembatan itu karena dekat untuk naik labi-labi," jelasnya.


Saat ini, sepeda motor sudah tidak dapat melewati jembatan tersebut. Menurut Jawahir, kondisi jembatan memprihatinkan sejak 2015 akibat diterjang banjir.

Warga pernah memperbaikinya secara swadaya, namun tidak bertahan lama. Dia berharap pemerintah segera memperbaiki kerusakan jembatan sehingga aktivitas siswa dan warga tidak terganggu.

"Selama ini tidak ada yang peduli. Kami berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan di desa kami," harapnya. (agse/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads