"Tri Karya sebagai pendiri Partai Golkar terpanggil menjadi moral force (kekuatan moral) mengembalikan marwah Partai Golkar yang dua tahun ini terbengkalai akibat kepemimpinan yang lemah. Permintaan Rapat Pleno, Mosi Tidak Percaya, hingga somasi yang dilayangkan oleh para pengurus DPP Partai Golkar, semuanya mentah dan tidak ada tanggapan sama sekali dari Ketua Umum," ujar Juru Bicara Eksponen Ormas Tri Karya, Fatahilah Ramli, di Jakarta, Rabu (11/9/19).
Turut hadir para tokoh senior lainnya seperti Zainal Bintang dari MKGR, Lawrence Siburian dari SOKSI, dan Cyprus Anthonia Tatali dari Kosgoro 1957.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang menilai, termasuk anak cucu saya, bahwa Partai Golkar adalah partai jadul. Stigma ini harus diubah oleh kepemimpinan yang kuat, yang memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berkarya. Partai Golkar punya standar kepemimpinan yang berpegang teguh kepada prinsip PDLT, yakni Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela," tutur Zainal Bintang.
Sementara itu, tokoh senior SOKSI Lawrence Siburian mengingatkan bahwa dalam Partai Golkar ada standar etik yang pernah ditorehkan Jusuf Kalla, yaitu saat perolehan suara Partai Golkar turun dimasanya, beliau dengan sukarela mempercepat penyelenggaran Musyawarah Nasional. Hal ini sepatutnya ditiru oleh ketua umum kini Airlangga Hartarto.
"Dua tahun dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Partai Golkar mengalami kegagalan. Mengingat tantangan Partai Golkar ke depan sangat besar, kita yang sudah senior-senior seyogyanya memberikan jalan bagi yang muda untuk berkiprah di Partai Golkar. Segera selenggarakan Munas agar ada reformasi besar-besaran di tubuh Partai Golkar," tandas Lawrence Siburian.
Sedangkan tokoh senior Kosgoro 1957 Cyprus Anthonia Tatali menilai, sosok Airlangga Hartarto kurang mempererat persaudaraan sesama kader Partai Golkar. Terbukti dari tidak adanya rapat rutin maupun aktivitas kepartaian di DPP Partai Golkar, hingga penggunaan preman untuk menutup akses masuk ke kantor DPP Partai Golkar.
"Walaupun Airlangga Hartarto merupakan kader Kosgoro 1957, bukan berarti kami mendukung dengan kacamata kuda. Kami bukan pelacur intelektual, melainkan penjaga marwah agar Partai Golkar tidak tertelan roda sejarah. Jika dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto suara Partai Golkar di Pemilu 2019 kedodoran, apalagi nanti menghadapi Pilkada 2020. Partai Golkar membutuhkan perubahan sesegera mungkin, secepat mungkin," tandas Cyprus Anthonia Tatali. (van/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini