Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora Dewi Tejowati mengatakan pihaknya telah melakukan uji laboratorium. Hasilnya, diakui memang sedikit di atas baku mutu. Namun ia memastikan tidak ada kandungan logam berat, sehingga tidak berbahaya.
"Beberapa waktu lalu kita sudah melakukan tes lab terhadap pencemaran Bengawan Solo, karena ini sudah terjadi sejak bulan Maret. Memang ada sedikit di atas baku mutu. Tapi tidak membahayakan karena tidak ada logam berat," kata Dewi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan, pada uji laboratorium itu ditemukan kandungan bakteriologi dan bahan pewarna pada aliran Sungai Bengawan Solo. Ia pun memastikan kandungannya juga tidak terlalu tinggi.
"Yang jelas tidak ada logam berat, ada sedikit bakteriologi dan bahan pewarna, tapi tidak terlalu tinggi," imbuhnya.
![]() |
Warna air Bengawan Solo belakangan ini kian hitam dan makin pekat. Pihak DLH Blora berencana, jika kepekatan terus bertambah, akan dilakukan uji laboratorium ulang guna mengetahui secara pasti kandungan tambahan yang ada pada air aliran sungai.
"Kali ini kondisinya tambah pekat, ini yang saya ingin tahu, makanya kita tunggu ini akan berapa lama. Tentu nanti kita akan turun lagi, mungkin minggu depan," pungkasnya.
Air Sungai Bengawan Solo mulai menghitam, berbusa, dan mengeluarkan bau tidak sedap sejak awal September ini. Namun kondisinya makin parah dalam empat hari terakhir.
Tonton juga video WWF Indonesia Apresiasi Gerakan Milenial Antiplastik:
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini