Moeldoko menceritakan, saat Habibie menjabat presiden, dirinya bertugas sebagai Komandan Brigif-1/Jaya Sakti, Jakarta. Pada masa menjabat yang cukup singkat itu, masa pemerintahan Habibie memang banyak aksi massa dan gejolak politik pascareformasi.
"Waktu beliau jadi presiden, saya (Komandan) Brigif-I Jakarta, tapi sebagian. Hanya 4 bulan atau 3 bulan," kata Moeldoko kepada wartawan saat berkunjung ke PB Djarum di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jateng, Kamis (12/9/2019).
"Tugasnya mengamankan balai kota, mengamankan presiden, wakil presiden dan keluarganya," lanjutnya.
Moeldoko mengatakan, bertugas di Ibu Kota pada masa-masa awal reformasi dalam suasana politik memanas cukup menyita perhatian. Meskipun dia hanya menjabat 4 bulan, hal itu cukup terkesan baginya.
"Mengamankan hampir semua aktivitas politik di Jakarta waktu itu cukup menyita perhatian, dan kita bekerja keras mengamankan itu. Itu yang saya lakukan saat jadi (Komandan) Brigif Jakarta," kata dia.
Moeldoko juga menceritakan kenangan selanjutnya saat dia menjadi Panglima TNI dan harus menghadap Habibie selaku mantan presiden.
"Ada kenangan khusus saat saya menghadap beliau. Saat saya jadi Panglima TNI, waktu itu ada peraturan presiden yang mengatur tentang ajudan atau pengamanan kepada mantan presiden dan wapres," papar Moeldoko.
"Saya berdiskusi banyak dengan beliau, panjang-lebar. Beliau memahami konteks dunia sangat utuh, tidak hanya dari perspektif saya. Tidak hanya dari perspektif ilmu pengetahuan tapi perspektif yang lebih luas. Saya sungguh banyak ambil pelajaran dari beliau," lanjutnya.
Tonton juga video Moeldoko Tegaskan Istana Tak Minta Dukungan AS Terkait Situasi Papua:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini