Mengenal Nyoman Kalor 'Samson' Pemanggul Motor di Pantai Sanur

Mengenal Nyoman Kalor 'Samson' Pemanggul Motor di Pantai Sanur

Aditya Mardiastuti - detikNews
Rabu, 11 Sep 2019 10:03 WIB
I Nyoman Kalor, 'Samson' Pemanggul Motor di Pantai Sanur (Foto: Dita/detikcom)
Denpasar - Bagi warga yang sering mengangkut barang dari Sanur menuju Nusa Penida atau Nusa Lembongan pasti tak asing dengan sosok I Nyoman Kalor (46). Tak cuma kardus atau koper, pria bertubuh kurus ini juga sering memanggul motor di pundaknya.

Begitu perahu menepi di Pantai Sanur, Nyoman bergegas mengangkut barang-barang bawaan penumpang ke kapal. Dengan gesit dia bolak-balik dari parkiran menuju ke perahu. Panas terik matahari tak menghalanginya mengangkut barang bawaan penumpang yang membutuhkan jasanya.

"Saya angkut-angkut barang kayak kardus, beras, dan lain-lain ke Nusa Penida atau Nusa Lembongan sudah 32 tahun, sudah sejak 1987. Kalau motor sudah lebih dari 10 tahun ini," kata Nyoman saat berbincang di Pantai Sanur, Denpasar, Bali, Rabu (11/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengenal Nyoman Kalor 'Samson' Pemanggul Motor di Pantai SanurI Nyoman Kalor, 'Samson' Pemanggul Motor di Pantai Sanur (Foto: Dita/detikcom)


Proses mengangkut barang bawaan penumpang apalagi sepeda motor itu tak mudah. Terkadang ombak besar mengharuskannya menghentikan langkahnya menuju perahu.

"Saya khawatir keseimbangannya, agak-agak sulit, biar nggak terlalu depan-belakang. Ya astungkara bisa," terang bapak empat anak ini.



Nyoman mengatakan permintaan untuk mengangkut sepeda motor ramai pada Juni-Juli saat musim anak-anak sekolah maupun libur sekolah. Dia mengaku tak pernah menghitung berapa jumlah sepeda motor yang bisa dia angkut saat ramai.

"Nggak pernah hitung cuma nanti pas pulang tahu-tahu oh dapat uang segini. Motor cowok pernah, cuma harus banyak alas karena itu bodinya nggak ada yang rata," jelasnya.


Mengenal Nyoman Kalor 'Samson' Pemanggul Motor di Pantai SanurI Nyoman Kalor, 'Samson' Pemanggul Motor di Pantai Sanur (Foto: Dita/detikcom)


Nyoman mengaku mencoba memanggul motor karena selama ini dia terbiasa memanggul barang-barang berat hingga 100 kg. Berawal dari tekad dan semangat itulah dia mulai mencoba memanggul sepeda motor seorang diri.

"Awalnya sih cuma keadaan temen-temen nggak ada semua pada pulang, sibuk, sedangkan boatnya harus berangkat segera. Makanya saya usahakan gimana caranya motor itu nyeberang, ya sudah saya coba karena saya mikir motor di bawah 100 Kg, sedangkan yang lain contoh beras atau semen sampai 100 Kg saya bisa. Maka saya berpikir di sana, ya astungkara bisa," ujarnya.



Setiap hari Nyoman berangkat dari rumahnya di kawasan Batu Bulan, Gianyar menuju Pantai Sanur menggunakan sepeda motor. Dia memulai aktivitasnya di Pantai Sanur setiap pukul 05.30-14.30 Wita.

"Pagi 05.30-14.30 Wita, kecuali kalau ada acara saya pulang duluan. Rata-rata sudah pesen dulu, langganan, sebelum ngirim sudah telepon. Biasanya 25 Kg bawa 3 kampil. Satu kampil (upahnya) Rp 10 ribu, kadang 3 dikasih Rp 50 ribu tergantung orangnya," jelasnya.

Dari hasil kerja memanggul barang-barang penumpang ini Nyoman mengaku mendapatkan uang sampai Rp 500 ribu per hari. Dia bahkan sudah membeli rumah hingga menyekolahkan keempat anaknya, anak keduanya Nyoman Setiawan bahkan sudah lulus S-2 dari Fakultas Sastra Universitas Warmadewa.

"Nyekolahin anak, bikin rumah. Anak-anak yang sadar (sekolah tinggi), saya cuma mendukung selama saya bisa. Tapi saya kasih pengertian kalau nanti bapak tidak sampai selesai kamu harus menerima," kata pria asal Nusa Penida ini.

Untuk menjaga kesehatannya, Nyoman mengaku tak punya resep khusus. Dia juga mengaku tak ada pantangan makanan apapun atau makanan khusus.

"Makan dan minum tidak harus ini itu, apa yang ada. Bersyukur, pertama juga harus sehat, berpikir, pekerjaan bisa kita laksanakan, masalah dapat berapa sudah diatur sama yang di atas," tuturnya.
Halaman 2 dari 3
(ams/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads