"Ya kita berharap langkah-langkah penyelesaian Papua ke depan harus lebih progresif dan permanen sehingga tidak ada lagi gejolak yang sifatnya tahunan," kata Bamsoet di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Menurut Bamsoet, pendekatan kesejahteraan diperlukan dalam penyelesaian masalah Papua. Rakyat Papua, kata Bamsoet, perlu diyakinkan bahwa mereka adalah bagian dari Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, sekarang pendekatannya adalah pendekatan kesejahteraan, pendekatan tanpa perbedaan. Papua adalah bagian dari Indonesia, maka kita harus memperlakukannya sebagai bagian dari kita, Indonesia," ujarnya.
Menurut Bamsoet, kewenangan otonomi khusus untuk Papua belum mencapai hasil maksimal. Karena itulah, dikatakan Bamsoet, perlu ada solusi yang menyentuh budaya dan kesejahteraan rakyat Papua.
"UU Otonomi Daerah dan UU Otonomi Khusus, itu sudah diberikan tetapi memang belum mencapai hasil maksimal. Sebagaimana yang kita harapkan tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, harus ada pemikiran-pemikiran lain yang langsung menyentuh, baik budaya, kesejahteraan bagi mereka," ucap Bamsoet.
"Jadi pertemuan-pertemuan semakin banyak, pertemuan dibuat solusi terhadap beberapa suku yang ada di Papua, menurut saya sangat baik," imbuhnya.
Sebelumnya, tokoh-tokoh Papua diundang Presiden Jokowi ke Istana. Mereka menyampaikan aspirasi di depan Jokowi, yang salah satunya meminta pembangunan Istana Kepresidenan di tanah Papua.
"Yang terakhir, yang kesepuluh, adalah membangun Istana Presiden RI di Papua, di ibu kota Provinsi Papua, di Kota Jayapura," kata Ketua Rombongan Tokoh-tokoh Papua, Abisai Rollo, di Istana Kepresidenan, Selasa (10/9).
Presiden Jokowi pun memenuhi permintaan tokoh-tokoh Papua soal pembangunan Istana Presiden di tanah Papua. Jokowi menyatakan Istana Presiden di tanah Papua mulai dibangun tahun depan.
"Mulai tahun depan istananya mulai dibangun," ujar Jokowi, yang disambut tepuk tangan 61 tokoh Papua yang hadir. (azr/fdn)