Wakapolresta Cirebon Kompol Marwan Fajrin mengatakan setelah menusuk Rozien, dua pelaku tersebut kembali beraksi. Zulva Fuadi (23) menjadi korbannya. Pelaku monodong senjata tajam ke Zulva dan rekannya saat itu berada di Jalan Kesambi, kemudian pelaku membawa Zulva ke Jalan Kapten Samadikun.
Modusnya masih sama saat pelaku menodongkan pisau ke Rozien. Pelaku selalu melempar tuduhan terhadap korbannya terlebih dahulu, bahwa korban pernah memukul rekan pelaku. Setelah itu pelaku menodongkan senjata tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Marwan mengatakan Rozien saat itu mengelak dan menolak untuk dibawa tempat lain. Hingga akhirnya pelaku menusuk bagian dada Rozien.
"Korban pertama (Rozien) tidak mau dibawa oleh pelaku. Akhirnya terjadi penikaman kejadian sekitar pukul 20.30 WIB. Kemudian di TKP kedua, korban (Zulva) sempat dibawa ke Samadikun kemudian ditodong dan menyerahkan handhpone, uang berikut ATM," katanya.
Setelah menjadi korban pemerasan, Zulva melaporkan ke pihak berwajib. Dari laporan itu, polisi menemukan titik terang atas kasus pembunuhan terhadap Rozien. Sebab, ciri-ciri pelaku yang dipaparkan Zulva sama dengan apa yang dilihat oleh saksi lainnya, yakni Qisthan Gazhi yang merupakan teman dari Rozien.
"Penangkapan berdasarkan TKP kedua yang membuat terang semua, ya modusnya seperti TKP pertama. Setelah ditelusuri, tato wilayah leher ada kesamaan dengan dua tersangka," katanya.
Marwan menambahkan pelaku RM dan YS tak menargetkan korbannya. Keduanya memilih korban secara acak. "RM tugasnya joki, YS yang tugasnya menodongkan senjata. Keduanya dipengaruhi obat-obatan keras," kata Marwan.
Simak Video "Santri di Mojokerto Tewas Dianiaya Seniornya"
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini