Menurutnya, primata itu ketergantungan mencari makan dari hunian manusia atau tumpukan sampah yang dibuang warga di sekitar habitatnya. "Jadi monyet itu tidak mencari di hutan karena sumber makanannya seperti buah-buahan terbatas, sehingga mereka turun, biasanya untuk mencari makanan," ujar Komarudin saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (5/9/2019).
Sebelumnya, kawanan monyet meneror permukiman warga sejak setahun terakhir di Kampung Cisarua, Desa Kertawangi, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Puncaknya, saat kemarau panjang saat ini. Hewan itu tak hanya menjarah makanan, namun juga merusak atap rumah warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengimbau agar warga tidak membuang sampah dan sisa makanan sembarangan karena hal itu bisa membuat monyet tersebut ketergantungan menjadikan sumber makanan.
"Untuk (penanggulangannya) kami akan berkoordinasi dengan BKSDA, karena ini menyangkut satwa liar. Kami juga mempersilahkan warga untuk mengusir, tapi tidak sampai membunuh," ucapnya.
Walau dinilai mengganggu warga, Komarudin menegaskan perburuan kera merupakan hal yang dilarang dalam UU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati.
"Jadi solusinya untuk sementara agar monyet itu tidak kembali ke pemukiman, warga harus menjaga lingkungannya. Jangan sampai ada sampah dan sisa makanan di lingkungan mereka," tutur Komarudin.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini