"Saya menganggap ini masih wacana ketimbang rencana. Karena kalau rencana pasti ada planning yang jelas. Ada hitung-hitungan terhadap kondisi ekonomi, politik, budaya, sosial, dan sebagainya. Yang terjadi sekarang ini adalah wacana oleh presiden untuk memindahkan ibu kota negara. Ini istilahnya out of the blue. Kok tiba-tiba bicara rencana pemindahan ibu kota negara," kata Fadli dalam seminar 'Menyoal Rencana Pemindahan Ibu Kota' di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
Dia menilai pemerintah terlihat belum memiliki rencana matang terkait pemindahan ibu kota. Selain itu, kata Fadli, pemerintah belum menyerahkan dokumen legal kepada DPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Fadli memprediksi rencana pemindahan ibu kota negara bakal bernasib sama seperti peluncuran dan produksi mobil Esemka. Dia menduga rencana pemindahan ibu kota hanya upaya pemerintah mengalihkan isu. Padahal, lanjut dia, banyak isu penting lain yang saat ini perlu dijawab pemerintah.
"Saya khawatir rencana pemindahan ibu kota hanya dalih karena ketidakmampuan mengatasi persoalan yang ada. Saya termasuk yang merasakan kalau dilakukan di 2023-2024 akan bernasib sama seperti Esemka. Karena Esemka itu causa pertama. Jadi saya kira akan bernasib sama kurang-lebih. Saya berharap hari ini kita tidak hanya berbicara pepesan kosong," kata Fadli.
Dalam seminar hari ini, turut hadir politikus senior PAN, Amien Rais, dan budayawan Betawi, Ridwan Saidi. Selain itu, hadir Direktur Eksekutif IRESS Marwan Batubara dan Pengkaji Geopolitik Hendrajit.
Deal-deal Politik di Balik Pemindahan Ibu Kota Baru:
(tsa/gbr)