Aulia mengakui kepada polisi soal merencanakan membunuh suaminya itu sejak Juli 2019. Perempuan tersebut sedemikian rupa merencanakan skenario jahat. Apa saja?
Tembak Mati
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun aksi itu urung dilakukan, padahal Aulia sudah mentransfer sejumlah uang kepada pelaku bernama Rodi, suami dari asisten rumah tangganya.
"Aulia mengirimkan uang bertahap sebesar Rp 40 juta, Rp 25 juta, Rp 15 juta dan Rp 10 juta. Uang itu disebut pelaku Rodi untuk membuat senjata api rakitan dan peluru. Setelah ditembak, mayat korban akan dibuang," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi melalui sambungan telepon, Jumat (30/8/2019).
"Namun rencana itu gagal dilakukan karena menurut pelaku terlalu riskan dan mudah terendus petugas," tutur Nasriadi menambahkan.
Eksekutor Kesurupan
Awalnya, proses pembunuhan akan melibatkan empat eksekutor yang disewa Aulia. Mereka yaitu Alva, Agus, Sugeng dan Rodi.
Namun dalam perjalanan menuju rumah korban di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, seorang eksekutor bernama Alva tiba-tiba bertingkah aneh.
Seizin Aulia, Rodi membawa Alva pulang ke hotel. Keduanya urung mengeksekusi Pupung dan Dana.
"Satu pelaku atas nama Alva kesurupan, kemudian Rodi menemani di hotel. Ini terjadi saat mereka dalam perjalanan ke Lebak Bulus atau kediaman korban," ujar Nasriadi.
Jus Racun Racikan Aulia
Kepada polisi, Aulia menyiapkan minuman jus yang sudah bercampur bahan kimia. Jus racun itu diracik Aulia untuk suami dan anak tirinya.
Racun yang ditabur dalam minuman jus itu memang berefek ke Pupung, namun tidak untuk korban Dana. "Dana sempat memberikan perlawanan meskipun sudah diberi racun dalam minuman jus," ucap Nasriadi.
"Dana tewas justru karena dianiaya oleh pelaku dengan cara dipukuli, diikat dan dicekik. Ada ceceran darah mengotori seprai kamar korban yang kemudian dihapus tersangka menggunakan cairan pembersih," kata Nasriadi menjelaskan.
Skenario Rumah Terbakar
Mayat Pupung dan Dana dikumpulkan pelaku di garasi rumah. Aulia selanjutnya menyusun skenario bahwa seolah-olah terjadi kebakaran di rumah itu.
Para pelaku membawa cairan mudah terbakar dan menyiramnya di beberapa tempat. Kamar Dana di lantai dua dan kamar Edi di lantai bawah.
Sebelum meninggalkan rumah, pelaku menumpahkan bensin di garasi serta memasang obat nyamuk dan korek api untuk memicu kebakaran.
"Beberapa kamar memang terbakar, namun mereka kaget karena api tidak menyala di garasi. Mereka sempat khawatir warga dan petugas pemadam menemukan mayat korban di garasi. Setelah sepi, pelaku memastikan posisi mayat masih berada di tempat semula," tutur Nasriadi.
Mobil Berisi Mayat Hendak Didorong ke Jurang
Aulia dan anak kandungnya, Geovanni Kelvin (24), membawa dua mayat itu menggunakan mobil. Mereka bergegas menuju Sukabumi, Jawa Barat.
Aulia membeli bensin di SPBU Mini. Setiba di kawasan Cidahu, Sukabumi, Aulia meminta Kelvin menyiram bensin dan membakar mobil berisi mayat Pupung dan Dana.
![]() |
Mereka berdua lalu melarikan diri kembali ke Jakarta menggunakan mobil lainnya yang dikemudikan Aulia. "Kelvin dibawa ke RS Pertamina untuk mengobati luka bakarnya yang hampir 35 persen," ucap Nasriadi.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini