Di Desa Sindangjaya, Kecamatan Ketanggungan, warga harus menempuh jarak kurang lebih tiga kilometer untuk mengambil air bersih. Karena mereka harus mengambil air di sumur yang ada di desa lain.
Warto (63) salah seorang warga Desa Sindangjaya mengaku, krisis air bersih ini sudah dialami warga desa setempat sejak beberapa bulan terakhir, tepatnya sejak bulan Juni lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah dua bulan lebih warga kesulitan air bersih. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari harus ngambil di desa tetangga," ujarnya saat ikut antre mengambil air, Selasa (27/8/2019).
"Ini satu-satunya sumur di tengah sawah yang masih ada airnya. Yang mau ambil kudu antre karena banyak orang," terang Warsudi.
Kekurangan air bersih ini dibenarkan oleh, Sarna, seorang perangkat Desa Sindangjaya. Menurut Sarna, sumur-sumur warga sudah mulai kering sejak lama sehingga warga kesulitan mendapat air bersih. Mereka mengandalkan sumur di sawah yang berada di Desa Cikeusal untuk mendapatkan air.
"Kesulitan air bersih sudah lama. Jadi untuk mencukupi keseharian kita ngambil di sumur yang ada di desa tetangga yang jaraknya sekitar tiga kilo," ungkapnya.
"Kalau bantuan mah sudah ada beberapa kali. Tapi ya begitu tidak cukup untuk sehari-hari. Kalau bisa kita berharap pemerintah bisa membuat sumber air bersih, sehingga warga tidak jauh saat mengambil air," pungkasnya.
Tonton Video Krisis Air Bersih di Jambi, 5.000 Liter Disalurkan Gratis:
(skm/skm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini