Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Doa Senator di Sidang Tahunan Terkabul

Round-Up

Ibu Kota Pindah ke Kaltim, Doa Senator di Sidang Tahunan Terkabul

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 27 Agu 2019 11:53 WIB
Sidang Tahunan 2019 (Foto: Lamhot Aritonang)
Jakarta - Doa senator dari Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Idris, agar ibu kota negara pindah ke provinsinya terkabul. Secara resmi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin menetapkan Kaltim sebagai ibu kota negara yang baru.

Doa tersebut terucap saat Idris memimpin pembacaan doa pada sidang bersama DPD/DPR dalam rangka HUT ke-74 RI pada Jumat (16/8) lalu. Idris menyelipkan rencana pemindahan ibu kota.

"Allohuma ya Allah Yang Maha Agung, sekiranya pemindahan ibu kota Negara Republik Indonesia itu sebagai solusi yang terbaik, untuk mengatasi berbagai kesulitan yang ada di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Idris di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Idris berdoa agar para pemimpin dibulatkan tekad terkait rencana pemindahan ibu kota. Dia kemudian berdoa agar ibu kota RI dipindahkan ke Provinsi Kalimantan Timur.

"Kami mohon ya Allah, bulatkan tekad para pemimpin kami, para pejabat lembaga tinggi negara, para alim ulama, para cendekiawan, para cerdik pandai, masyarakat, khususnya, untuk memindahkan di Provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," ujarnya.



Doa itu pun terkabul pada Senin (26/8) kemarin. Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla (JK) dan para menteri terkait serta Gubernur Kaltim Isran Noor mengumumkan bahwa Kaltim sebagai ibu kota negara Indonesia yang baru.

Dua kabupaten ditetapkan menjadi calon lokasi ibu kota. Yakni, sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara dan sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanaegara Provinsi Kalimantan Timur," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta.

Pengumuman ini dilakukan oleh Jokowi usai menerima dua kajian yaitu soal hasil kajian struktur tanah dan dampak ekonomi dari pembangunan ibu kota baru. Sebanyak dua kajian itu diberikan oleh Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pada Jumat tanggal 23 Agustus 2019 lalu.



Ada beberapa alasan mengapa Kaltim dipilih menjadi ibu kota yang baru. Salah satunya adalah soal risiko bencana. Alasan lainnya adalah lokasinya yang berada di tengah-tengah Indonesia, berdekatan dengan kota yang sudah berkembang serta sudah ada lahan yang dikuasai oleh negara.

"Risiko bencana minimal, baik bencana banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, tanah longsor," ucap Jokowi.

Hari ini, pemindahan ibu kota pun memasuki babak baru. Surat perihal pemindahan ibu kota ke Kaltim beserta kajiannya diterima dan dibacakan di paripurna DPR. Selanjutnya, DPR akan membahas kajian tersebut dan akan mengesahkannya dalam paripurna.



BMKG: Aktivitas Gempa di Pulau Kalimantan Paling Rendah:

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(mae/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads