Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak mengatakan awalnya menerima informasi adanya demonstrasi damai sekitar 1.000 orang. Namun tiba-tiba ada kelompok pro-Bintang Kejora yang memaksa mengibarkan bendera Bintang Kejora di kantor dewan adat, yang otomatis ditentang massa dari kelompok pro-NKRI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan Herry yang merupakan mantan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri itu di hadapan Menkopolhukam Wiranto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Herry menyebutkan massa pro-NKRI membalas membakar kantor dewan adat karena menilai kantor tersebut menjadi markas kelompok pro-Bintang Kejora.
"Dibalas barisan Merah Putih dengan membakar kantor dewan adat karena dianggap itu markasnya kelompok yang bawa bendera Bintang Kejora," terang Herry.
Baca juga: Wagub: Papua Barat Kondusif dan Aman |
Hery menyampaikan aparat sempat mendengar akan ada aksi demonstrasi lanjutan. Namun hal tersebut telah diantisipasi dan kondisi Fakfak saat ini relatif kondusif.
"Tadi malam sempat ada info akan ada gerakan massa, sudah bisa diantisipasi dan saat ini normal. Di Fakfak juga kami dapat dukungan kekuatan dari Mabes TNI dan Mabes Polri sehingga di Fakfak sangat kondusif," tutur Herry.
"Di beberapa tempat lain Maybrat, Kaimana, Sorong Selatan, Teluk Bintuni, Raja Ampat ada aksi massa tapi bisa dilaksanakan dengan damai," imbuh Herry. (aud/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini