Seperti dilansir Reuters, Kamis (22/8/2019), konflik yang pecah di Myanmar bagian utara ini semakin mempersulit upaya pemerintahan sipil yang dipimpin Aung San Suu Kyi untuk membawa perdamaian di tengah transisi dari junta militer ke pemerintahan sipil.
Ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran yang berlangsung sejak pekan lalu itu, terpaksa mengungsi ke biara-biara yang ada di sekitar kota Lashio, Shan State. Sehari-hari, mereka bergantung pada bantuan dari kelompok kemanusiaan dan pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan Soe Naing bahwa bantuan kemanusiaan akan terus disalurkan selama orang-orang masih mengungsi.
Ketegangan di kawasan Myanmar bagian utara meningkat sejak Kamis (15/8) lalu, saat koalisi kelompok pemberontak antipemerintah yang dikenal sebagai 'Aliansi Utara' melancarkan sejumlah serangan, termasuk ke sebuah akademi militer elite yang menewaskan belasan orang -- kebanyakan personel militer.
Suu Kyi yang kini memimpin pemerintahan sipil Myanmar, telah berjanji untuk memprioritaskan perundingan damai antara kelompok gerilyawan etnis minoritas, militer, dan pemerintahan sipil. Namun konflik yang meluas di Kachin State dan Shan State, juga di wilayah Rakhine menghambat upaya itu.
(nvc/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini