BMKG memprakirakan awal musim hujan 2019/2020 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melambat. Hal itu dipicu sejumlah kondisi alam.
BMKG dalam keterangannya menyebutkan berdasarkan update 21 Agustus 2019, bahwa pada Agustus 2019 El Nino sudah meluruh menjadi netral, prediksi hingga akhir 2019 diprakirakan pada status netral, IOD (Indian Ocean Dipole) cederung netral, anomali suhu muka air laut Indonesia bagian selatan lebih dingin dari normalnya dan peralihan angin timuran menjadi angin baratan diprediksi akan terlambat.
"Berkaitan dengan kondisi tersebut maka untuk wilayah DIY diprakirakan awal musim hujan 2019/2020 umumnya diprakirakan pada November 2019. Sehingga musim hujan diprediksi akan terlambat," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati, BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, Rabu (21/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkannya, untuk puncak musim hujan 2019/2020 wilayah DIY diprakirakan pada Januari-Februari 2020.
Sedangkan dampak positif musim hujan antara lain meningkatkan potensi luas tanam sawah, meningkatkan frekuensi tanam, ketersediaan air untuk pertanian dan waduk. (skm/skm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini