"Harusnya ini yang kaget ini kabinet. Karena kabinetnya yang dikritik oleh Pak Jokowi tadi. Lebih banyak itu saya lihat," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau DPR itu kan fungsinya fungsi politik diplomasi. Kalau eksekutif itu kan studi banding, kalau DPR berdiplomasi. Jadi saya kira beda fungsi," sebut dia.
"Lobi-lobi internasional itu dilakukan dia itu oleh lembaga politik, seperti DPR. Tapi kalau pemerintah itu kan pelajaran teknis," imbuh Fahri.
Fahri pun mengaku setuju dengan pernyataan Jokowi bahwa akses informasi kini dalam genggaman. Menurut dia, tak mesti pergi ke luar negeri untuk mencari informasi.
"Saya setuju itu pelajaran teknis itu, saya setuju itu pelajaran teknis itu ada banyak di handphone, nggak perlu ke luar negeri," kata Fahri.
Sebelumnya, dalam pidatonya di forum sidang bersama dengan DPD-DPR, Presiden Jokowi menyinggung soal kebiasaan eksekutif melakukan studi banding ke luar negeri. Jokowi mengingatkan saat ini sudah mudah mengakses informasi dari luar negeri.
"Ukuran kinerja para pembuat peraturan perundang-undangan harus diubah. Bukan diukur dari seberapa banyak UU, PP, permen, ataupun perda yang dibuat. Tetapi sejauh mana kepentingan rakyat, kepentingan negara dan bangsa bisa dilindungi," kata Jokowi saat membacakan pidato di kompleks parlemen, Jumat (16/8).
Jokowi kemudian secara khusus mengingatkan jajaran eksekutif agar lebih efisien dalam bekerja.
"Untuk apa studi banding jauh-jauh sampai ke luar negeri padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smartphone kita," kata Jokowi.
Jokowi Sindir Eksekutif yang Suka ke LN, Plate: Setuju Efisiensi Anggaran (tsa/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini