"Saya kira itu wajar, saya pikir tidak mutlak dipegang PAN. Kemarin sudah ada pembicaraan Ketua DPR pasti PDIP, kemungkinan besar pimpinan MPR akan diberikan ke teman-teman Golkar, saya kira itu wajar saja, konsensus yang akan kita bangun bersama partai-partai," ujar Eddy di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2019).
Eddy mengatakan PAN akan tetap mendukung kebijakan pemerintah yang prorakyat. Namun dia juga akan mengkritik terkait kebijakan yang dinilainya tidak berpihak kepada rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Segala program prorakyat, prokedaulatan pangan, prokedaulatan energi, yang menyangkut kemaslahatan rakyat, tentu kita dukung, tapi memang PAN tetap memberikan ruang kritis konstruktif yang memang menurut siapa pun juga perlu menyampaikan. Menurut saya sebagai sahabat kita perlu mengingatkan," katanya.
Dia mengaku tak jadi masalah jika PAN masuk atau tidak dalam kabinet Jokowi. Menurutnya, hingga saat ini PAN memang belum menyampaikan arah politiknya untuk lima tahun ke depan. Eddy menyebut akhir bulan ini PAN akan segera menentukan sikap.
"PAN kemudian masuk atau tidak, itu masalah kedua. Sikap dan arah politik PAN itu, belum kita tentukan," ucapnya.
Eddy juga mengaku PAN juga tidak menyodorkan nama-nama kader terbaiknya untuk dijadikan menteri di kabinet Jokowi jilid II. Dia mengatakan PAN tak mau berandai-andai terkait kabinet.
"Ditawarkan juga tidak, kita kan tidak mau kegeeran (kepedean) nyodor-nyodorin nama. Bukan karakter PAN untuk meminta-minta," ucapnya
Tolok Ukur Keberhasilan Penegak Hukum ala Jokowi:
(zap/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini