"Jadi nanti ada proses. Ini semua prosesnya transparan dan semuanya sesuatu yang.... Kalau kita menyelenggarakan event internasional harus ada (biaya). Biasanya di tempat lain nggak dibahas. Kayak membahas Asian Games, ada nggak yang melihat berapa biaya untuk prosesnya? Kita sudah saja begitu," ucap Anies kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Anies merasa publik membicarakan seakan-akan tidak pernah ada event internasional. Padahal pembahasan biaya dan lain-lain adalah hal yang biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies menganggap ramai pembahasan Formula E sebagai edukasi kepada masyarakat. Jadi publik tidak akan kaget saat ada pergelaran internasional yang lebih besar.
"Bedanya yang sekarang semuanya lihat sehingga kaget. Padahal samalah. Seakan-akan ini barang baru, sesungguhnya semua proses sama seperti ini tapi ini bagian dari public education. Sehingga di kemudian hari kalau kita ada event nggak akan kaget-kaget lagi. Nanti kita mau bikin FIFA (Piala Dunia Sepakbola) lebih kaget lagi tuh," ucap Anies.
Sebelumnya, Anies menjelaskan menjadi tuan rumah Formula E harus membayar kepada panitia penyelenggara. Dia pun membandingkan beberapa pergelaran international lainnya.
"Saya beri daftarnya ya. Untuk MotoGP, biaya penyelenggaraannya 7-9 juta dolar, F1 29,4 juta dolar, Formula E 24,1 juta dolar. Dolar Amerika ya. Piala Dunia 11.600 juta dolar," ucap Anies di Jalan Jenderal Sudirman, Selasa (13/8). (aik/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini