"Nah, dugaan itu ini kan ada yang mati ada yang mabok, kami nggak tahu penyebabnya apa, tapi salah satu dugaan, ini kadang ada juga warga perilaku masyarakat, mereka (diduga) menggunakan cengkaling, cengkaling itu sejenis kamfer gitu. Mereka taburkan di sungai pada saat air lagi kecil gitu, ikannya pada mabuk, pas ikan mabuk ya tinggal dijala," ujar Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), Puarman, saat dimintai konfirmasi, Kamis (15/8/2019).
Puarman menyatakan pemandangan ikan sapu-sapu itu terlihat dari jembatan Pondok Gede Permai dan jembatan Villa Nusa Indah, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi. Ia juga memperoleh laporan masyarakat soal bau amis yang ditimbulkan dari kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporan dari masyarakat dan pantauan KP2C, mulai dari Bendung Koja ke Kali Bekasi itu baunya amis, termasuk jembatan Villa Nusa Indah dan jembatan Pondok Gede Permai, di situ juga amis. Di belakang perumahan Jatirasa juga amis, berarti ikan yang mati jumlahnya banyak, mungkin bisa kita bilang (jumlah ikan mati) ribuan ya, kalau diakumulasi ya, kan pada nyangkut dimana-mana," ujar Puarman.
Puarman menyebut ikan yang mati mayoritas ikan sapu-sapu, tapi ditemukan juga ikan mujair. Temuan banyaknya ikan yang mati itu telah dilaporkan Puarman ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi.
"Kami dari KP2C sudah melaporkan ke DLH Kota Bekasi, lagi diselidiki apakah ada penyebab-penyebab lain," ujar Puarman.
Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, Masriwati, membenarkan informasi mengenai fenomena sejumlah ikan sapu-sapu mati di kali. Masriwati telah memerintahkan pasukannya untuk terjun ke lokasi untuk menelusuri peristiwa itu.
"Iya kita tunggu laporan tim yang di lapangan," ujar Masriwati saat dimintai konfirmasi. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini